Lihat ke Halaman Asli

Penulisan EYD yang Baik dan Benar! Yuk Simak di Bawah Ini!

Diperbarui: 2 April 2023   14:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

1. Penulisan Kata Dasar

Kata dasar dituliskan sebagai satu rangkaian atau kesatuan. Contoh: Ruang kelas yang penuh dan sesak, Ibu pergi ke pasar, Tumpukan buku itu sangat berat.

2. Penulisan Kata Berimbuhan

  • Kata berimbuhan ialah kata yang mendapatkan awalan, sisipan, akhiran, ataupun awalan dan akhiran. Penulisan ini dilakukan dengan bentuk dasarnya. Contoh: Bermain, Seniman, Surgawi, Manusiawi. 
  • Bentuk kata berimbuhan terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Contoh: Antarkota, Antibiotik, Biokimia.
  • Bentuk terikat yang diikuti dengan huruf awal kapital atau singkatan yang berupa huruf kapital, dirangkai dengan tanda hubung (-). Contoh: Non-Amerika, Pro-Barat.
  • Bentuk maha yang diikuti turunan maka ditulis terpisah dengan huruf kapital. Contoh: Kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
  • Kata maha diikuti kata dasar ini mengacu kepada nama atau sifat tuhan kecuali kata esa, maka ditulis serangkai. Contoh: Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan banyak nikmat.

3. Penulisan Bentuk Ulang

  • Aturan penulisan kata ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. Contoh: lumba-lumba, kupu-kupu, lauk pauk.
  • Apabila ada bentuk ulang gabungan kata, penulisannya dilakukan dengan mengulang unsur pertama.

    Contoh: Kisah klasik: kisah-kisah klasik, Kursi tua: kursi-kursi tua.

4. Penulisan Gabungan Kata

  • Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, kata tersebut termasuk istilah khusus dan ditulis terpisah. Contoh: persegi panjang, orang tua, rumah sakit jiwa.
  • Apabila terdapat gabungan kata yang bisa menimbulkan salah pengertian, kata tersebut ditulis dengan memberikan tanda hubung (-). Contoh: buku-sejarah lama (buku sejarah yang lama), ibu ayah-mereka ( ibu dari ayah mereka).
  • Gabungan kata yang penulisannya terpisah, maka penulisanya tetap terpisah jika mendapat awalan atau akhiran. Contoh: bertepuk tangan, garis bawahi.

5. Penulisan Pemenggalan Kata

  • Apabila ditengah kata terdapat huruf vokal berurutan, pemenggalan dilakukan antara kedua huruf vokal tersebut. Contoh: bu-ah, ni-at.
  • Kategori huruf diftong (memuat unsur: ai, au, ei, dan oi) penulisannya tidak dipenggal. Contoh: Lan-dai, Au-ra.
  • Apabila di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk gabungan huruf konsonan) di antara dua huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan. Contoh: Ba-nyak, La-ri, De-ngan.
  • Pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan jika di tengah kata dasar ada dua huruf konsonan yang posisinya berurutan. Contoh: Ap-ril, Sang-gup.

6. Penulisan Kata Depan

Penulisan kata depan (di, ke, dan dari) ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Contoh: Uang ibu disimpan di dalam dompet, Mari berangkat ke sekolah, Ia tidak beranjak dari tempatnya.

7. Penulisan Partikel

  • Penulisan partikel -lah, -kah, dan -tah dilakukan secara serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh: Ambillah kue yang ada di meja!, Apakah yang kamu inginkan?.
  • Penulisan partikel pun dilakukan secara terpisah dari kata yang mendahuluinya. Namun, partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung ditulis serangkai. Contoh: Jangankan dua kali, sekali pun kakak tidak pernah memujiku.

8. Penulisan Singkatan dan Akronim

  • Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan. Contoh: S.Pd (sarjana pendidikan), M.Pd (magister pendidikan).
  • Singkatan yang terdiri dari huruf awal setiap kata nama lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Contoh: NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), UGM (Universitas Gadjah Mada).
  • Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata (bukan nama diri) ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Contoh: SD (Sekolah Dasar), KTP (Kartu Tanda Penduduk).
  • Singkatan yang terdiri dari tiga huruf atau lebih diikuti tanda titik. Contoh: hlm. (halaman), dsb. (dan sebagainya).
  • Singkatan yang terdiri dari dua huruf (yang lazim dipakai dalam surat-menyurat) masing-masing diikuti oleh tanda titik. Contoh: a.n. (atas nama), s.d. (sampai dengan).
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline