Lihat ke Halaman Asli

Cantiknya Budaya Shalawat di Sapudi

Diperbarui: 5 April 2017   16:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Shalawat pada umumnya berisi pemujaan(bacaan) yang indah dan diagung-agungkan kepada Nabi Muhammad Saw. tetapi disini penulis akan mengungkap(membahas) tentang keunikan dari shalawat tersebut yang berada di daerah Madura khususya di pulau Sapudi

Ketika kita mendengar kata arisan, pasti sudah tak asing lagi ditelinga kita. Taradisi arisan sudah membudaya di masyarakat. Tradisi ini dapat kita jumpai hampir disetiap daerah dan sudah melekat dalam kehidupan masyarakat. Dan tradisi arisan dilakukan dengan cara berbeda beda disetiap daerah.

Begitu pula arisan yang ada dipulau sapudi, pulau ini terletak disebelah timur pulau madura, pulau sapudi termasuk wilayah kabupaten sumenep, pulau tersebut hanya terdapat dua kecamatan. Yaitu kecamatan Gayam dibagian selatan dan kecamatan Nongunong dibagian utara.

Melihat arisan di pulau sapudi itu sangat berbeda dengan arisan lainnya, dipulau tersebut ada kumpulan arisan yang disebut kumpulan shalawat nariyah, kumpulan itu intinya juga sama yaitu arisan menggunakan uang, yang membedakan dari arisan di pulau sapudi, ialah didalamnya terdapat pembacaan surat yasin bersama, selain itu juga diselingi oleh tausiah dari pemuka agama yang sudah di undang untuk mengisi acara ini, setelah itu membaca shalawat nariyah dengan bersama-sama, tahapan terakhir dari acara ini yakni Arisan yang menjadi acara utama penyelenggaraan setiap minggu khususnya di daerah Sapudi.

Kumpulan salawat nariyah ini aggotanya adalah kaum perempuan, dan pertama kali hanya ada di desa gayam, pulau sapudi. Dengan anggotanya yang tidak sedikit kurang lebih tiga ratus orang, didan itupun anggotanya tidak hanya dari desa gayam sendiri, melainkan dari desa luar gayam. kumpulan ini di laksanakan seminggu sekali di mushollah KH. Ali Murtadha (Ketua MWC NU kec. Gayam, Sapudi).

Setelah beberapa tahun, kumpulan shalawat nariyah juga diadakan di desa-desa luar gayam, seperti desa Jambuir, desa kalowang, desa wak-duwak dan desa-desa lainnya. Dan yang unik lagi setiap desa mempunyai seragam masing-masing, untuk menjadi ciri sekaligus pembeda dari kumpulan shalawat nariyah di desa lain.

Kumpulan shalawat nariyah tersebut tidak hanya berjalan sendiri-sendiri di desanya. Ada kumpulan besar disetiap tahunnya, yang biasanya diisi pengajian akbar. dimana kumpulan itu dihadiri oleh semua anggota shalawat nariyah  dari desa masing-masing, dan di wajibkan memakai seragam perkumpulannya.

Adanya penyelenggaraan acara yang seperti ini juga berpengaruh terhadap kaum remaja, banyak remaja-remaja yang ikut dalam kumpulan shalawat ini walaupun hanya sekedar  menggantikan orang tuanya yang tidak bisa hadir, tetapi hal itu membuat remaja tadi merasa tertarik dan ingin selalu ikut serta dalam acara ini.

Dari diadakannya acara ini banyak manfaat yang dapat diperoleh diantaranya. Sebagai media untuk mempersatukan umat khususnya umat muslim, dari yang kita ketahui di era modern ini sangat jarang bahkan sulit menemukan sholawat yang di dominasi oleh kaum perempuan, dimana kebanyakan dikalangan mereka hanya terkenal dengan kebiasaan menggosip dan berbelanja, tetapi berbeda dengan daerah yang penulis ketahui di Sapudi malah kaum perempuan sangat antusias dalam bershalawat, dari sekian banyaknya manfaat shalawat hanya sebagian yang penulis paparkan.

Dengan adanya pembahasan dalam artikel ini penulis berharap agar bisa memberi motifasi untuk kaum remaja saat ini yang mulai memudar keminatannya dalam bershalawat yang dianggap sudah kuno. –Sekian,semoga bermanfaat-




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline