Alvi Muyasiroh Khoironi Zulkarnaen* | Dr. Hanny Handiyani, S.Kp., M.Kep.** | Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan* | Departemen Keperawatan Dasar dan Dasar Keperawatan** | Fakultas Ilmu Keperawatan | Universitas Indonesia
alvi.muyasiroh@ui.ac.id
ABSTRAK
Stigma dan diskriminasi orang dengan HIV/AIDS (ODHA) menjadi hal yang kerap kali ditemui di berbagai tempat maupun keadaan, tidak terkecuali pada pelayanan kesehatan. Stigma dan diskriminasi ODHA pada pelayanan kesehatan dapat mengakibatkan berbagai dampak buruk pada ODHA. Artikel ini ditulis menggunakan metode pendekatan literatur review dari buku dan jurnal. Penulisan artikel ini bertujuan untuk memaparkan mengenai penerapan etik keperawatan berupa respect to others, compassion, advocacy dan empathy, serta intimacy sebagai landasan perawat dalam menghapus stigma dan diskriminasi ODHA pada pelayanan kesehatan. Penerapan etik keperawatan ini dapat terus dikembangkan melalui penerapan sikap caring pada diri perawat.
Kata kunci: Diskriminasi, Etika Keperawatan, HIV/AIDS, ODHA, Pelayanan Kesehatan, Stigma
Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS) merupakan salah satu pandemi yang eksistensinya masih menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia. Penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh ini hanya dapat menular melalui kontak cairan tubuh dengan penderitanya, seperti kontak sperma, darah, cairan vagina, cairan anus, dan air susu ibu (Setiarto, R. H. B, 2021). Individu yang tertular HIV/AIDS seringkali dianggap masyarakat sebagai ganjaran dari perilaku tercela yang individu tersebut lakukan, seperti penyalahgunaan narkotika dan aktivitas seksual yang menyimpang. Hal inilah yang menyebabkan lahirnya berbagai stigma orang dengan HIV/AIDS (ODHA) pada masyarakat maupun pelayanan kesehatan. Keberadaan stigma ODHA pada layanan kesehatan juga mengakibatkan adanya diskriminasi ODHA pada pelayanan kesehatan (Hudzaifah, A. F., & Ningrum, T. P, 2021).
Stigma dan diskriminasi ODHA pada pelayanan kesehatan dapat menyebabkan berbagai dampak buruk pada ODHA. Penelitian yang dilakukan oleh Hudzaifah, A. F., & Ningrum, T. P (2021) menunjukkan bahwa stigma dan diskriminasi ODHA pada pelayanan kesehatan berdampak signifikan terhadap kualitas hidup ODHA, terutama kualitas psikologisnya. Stigma dan diskriminasi pada tenaga kesehatan juga dapat menurunkan derajat kesehatan ODHA sebab adanya stigma dan diskriminasi menyebabkan menurunnya kualitas pada pemberian pelayanan kesehatan (Paryati, T., et al., 2013).
Sebagai tenaga kesehatan yang sering memberikan pelayanan kesehatan pada pasien, tentunya perawat memiliki peran penting dalam menghapus stigma dan diskriminasi ODHA di pelayanan kesehatan. Penghapusan stigma dan diskriminasi ODHA tersebut dapat perawat lakukan dengan senantiasa menerapkan etik keperawatan pada tiap asuhan keperawatan yang diberikan. Oleh sebab itu, dalam artikel ini akan dibahas mengenai penerapan etika keperawatan berupa respect to others, compassion, advocacy dan empathy, serta intimacy sebagai upaya menghapus stigma dan diskriminasi ODHA pada pelayanan kesehatan.
Penerapan etik keperawatan merupakan landasan dalam menghapus stigma dan diskriminasi pada ODHA akibat pelayanan yang diterimanya. Etika merupakan ilmu yang mempelajari perilaku dan karakter suatu individu. Etika berkaitan dengan baik buruknya perilaku suatu individu bagi individu lain, kelompok, dan masyarakat luas (Potter Patricia A et al., 2015).
Sementara itu, etika keperawatan merupakan suatu standar perilaku yang menjadi pedoman perawat pada pelaksanaan praktik keperawatan (Utami, N. W., 2016). Etika keperawatan merupakan caring yang didalamnya terdiri dari lima pilar, yaitu respect to others, compassion, advocacy dan empathy, serta intimacy. Lima pilar etik keperawatan ini semestinya menjadi pedoman perawat saat memberikan asuhan keperawatan pada setiap pasiennya, termasuk juga pada ODHA.
Satu dari lima pilar etik keperawatan yang menjadi landasan landasan dalam menghapus stigma dan diskriminasi ODHA pada pelayanan kesehatan yaitu respect to others. Respect to others bertujuan untuk menunjukkan penghargaan terhadap relasi antar subjek, yaitu perawat dan pasien atau antar subjek lainnya (DPP PPNI., 2017). Respect to others dapat perawat lakukan dengan menanyakan nama dan kabar serta menanyakan apa yang dibutuhkan ODHA sehingga ODHA akan merasa dihargai keberadaanya (Riskika, S., et al., 2022).