Lihat ke Halaman Asli

Alvika Jienni

Mahasiswa Hukum Tata Negara UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Demo Virtual Tolak PPN 12%! Jangan Bebani Rakyat Menengah

Diperbarui: 22 November 2024   22:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber foto: youtube.com/metrotv) 

Ribuan pengguna sosial media pagi ini dihebohkan dengan adanya "demo virtual" tekan PPN 12% yang mulai berlaku pada 1 Januari 2025. Berbagai lontaran negatif sebagai reaksi dari kebijakan ini bermula di aplikasi X, seruan Garuda Biru yang beberapa waktu lalu digunakan sebagai lambang "Peringatan Darurat" kini muncul kembali dengan seruan "Tolak PPN 12%".

Contoh aksi penolakan yang diberikan warganet terhadap kebijakan Pajak Pertambahan Nilai 12%(Sumber Foto: metro tv)

Dilansir dari Metro TV, meskipun keputusan pemerintah atas kenaikan Pajak Pertambahan Nilai dari 11% menjadi 12% sudah melalui pertimbangan dari segala aspek dan hasil dari penelitian ilmiah, tetap saja mayoritas masyarakat terutama kelas menengah dan ke bawah ramai-ramai menolak keputusan ini untuk diberlakukan di awal tahun 2025 karena dirasa tidak mempertimbangkan lebih jauh kondisi masyarakat dalam aspek keadilan dan kesejahteraan masyarakat. 

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan, Deni Surjantoro memberikan opininya terkait polemik yang viral atas kebijakan ini. 

Kenaikan PPN 12% sudah dilakukan pembahasan yang mendalam antara pemerintah dengan DPR sekaligus pertimbangan dari segala aspek seperti aspek ekonomi, sosial dan fiskal. Serta telah melalui pembahasan ilmiah dengan para akademisi dan praktisi.

Adapun, jika PPN 12% ini benar-benar berlaku di tahun 2025, berikut daftar berbagai jenis barang baik berwujud dan tidak berwujud yang dipastikan mengalami kenaikan.

Barang Kena Pajak Berwujud

1. Berbagai bentuk barang elektronik

2. Pakaian dan barang-barang sejenis

3. Tanah dan bangunan

4. Perabot rumah tangga

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline