Setiap individu memiliki keunikan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Setiap generasi memiliki minat, kemampuan, kebutuhan dan profil belajar, sifat hingga karakternya. Anak tahun 90-an dengan anak saat ini atau yang sering dikenal dengan generasi Z akan memiliki perbedaan yang signifikan terutama terkait dengan minat, kemampuan, kebutuhan dan profil belajar, sifat hingga karakternya. Bahkan kemampuan dan kesiapan belajar peserta didik disuatu kelas sangatlah beragam, ada yang sudah lancar membaca dan menulis, ada juga yang belum bisa membaca dan menulis secara lancar. Hal ini dikarenakan mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodrat alam (lingkungan) dan kodrat zaman yang berbeda. Pada pembelajaran di sekolah terutama pada penerapan kurikulum merdeka yang merupakan opsi dari pemerintah untuk pemulihan pembelajaran akibat Covid-19, guru dituntut untuk mampu menyediakan pembelajaran yang dapat mengakomodasi keberagaman kesiapan belajar, minat, kebutuhan kemampuan dan profil belajar anak pada setiap jenjang.
Kurikulum merdeka merupakan tawaran bagi setiap satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi lingkungan dan kondisi peserta didik. Peserta didik sebagai objek utama satuan pendidikan untuk dikembangkan potensi dan kodratnya secara merdeka tanpa adanya pemaksaan dalam proses belajarnya. Pembelajaran yang memerdekakan menuntut guru untuk tanggap dan peka terhadap potensi, kodrat, minat, kesiapan, kemampuan, kebutuhan serta profil belajar peserta didik, dalam hal ini penulis tertarik membahas mengenai Differentiated Instruction atau sering dikenal dengan pembelajaran berdiferensiasi sebagai salah satu upaya penyediaan pembelajaran yang tanggap akan keberegaman peserta didik di sekolah.
Differentiated Instruction atau sering dikenal dengan pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada potensi dan kebutuhan peserta didik berdasarkan kesiapan belajar, minat dan profil belajar peserta didik. Orientasi terhadap kebutuhan peserta didik tersebut berkaitan dengan cara menciptakan lingkungan belajar yang "mengundang" semangat peserta didik untuk belajar, bagaimana guru menanggapi/ merespon kebutuhan dan kesiapan serta minat belajar peserta didik apakah perlu sumber belajar, cara, penugasan, penilaian yang berbeda, serta bagaimana memanagemen kelas yang efektif baik prosedur, rutinitas, metode yang fleksibel, kegiatan pembelajaran yang berbeda namun kelas tetap efektif.
Dalam pelaksanaannya seorang guru tidak harus mengajar 30 peserta didik dengan cara yang berbeda, tetapi guru dapat mengkombinasikan pilihan rasional yang mengakomodasi peserta didik berdasarkan pemetaan kebutuhan belajar dan pengelompokan kesiapan belajar, minat dan profil belajar sehingga pengelolaan kelas menjadi efektif untuk menuntun dan mengakomodasi keberagaman. Sebelum menerapkan pembelajaran berdiferensiasi seorang guru yang baik dalam menentukan tujuan pembelajaran haruslah menerapkan prinsip transparan yaitu diketahui oleh peserta didik. Langkah selanjutnya yaitu guru melakukan pemetaan kebutuhan peserta didiknya. Pemetaan kebutuhan peserta didik mencakup 3 aspek yaitu: kesiapan belajar, minat, dan profil belajar peserta didik. Kesiapan belajar adalah kapasitas atau kesiapan peserta didik untuk mempelajari materi baru. Sedangkan profil belajar peserta didik merupakan jenis pendekatan pembelajaran berdasarkan hal yang disukai peserta didik seperti gaya berpikir, latar belakang, kecerdasan, budaya, dan jenis kelamin. Profil belajar bisa berupa gaya belajar, keadaan sosial atau ekonomi, bahasa, dan keadaan keluarga.
Setelah mendapatkan data pemetaan kebutuhan peserta didik, guru menentukan strategi, kegiatan dan perangkat pembelajaran. Dalam penerapan diferensiasi pembelajaran ada tiga strategi yang dapat disesuaikan dengan keadaan peserta didik, yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk serta diferensiasi lingkungan belajar. Strategi dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru harus mempersiapkan pembelajaran dengan penyesuaian pada salah satu atau keseluruuhan dari 4 aspek pembelajaran. 1) aspek konten, mengacu pada materi yang akan diajarkan kepada peserta didik, dapat disediakan dalam kegiatan-kegiatan yang beragam, guru harus mengukur kesiapan peserta didik, mencari informasi peserta didik yang mana yang akan diberikan bahan ajar dasar atau transformatif, konkret atau abstrak, sederhana atau kompleks, terbuka atau terstruktur, meembedakan peserta didik yang telah mandiri atau masih bergantung, peserta. 2) aspek proses, mengacu pada proses atau bagaimana peserta didik dalam memahami atau menafsirkan materi pembelajaran disesuaikan dengan gaya belajar, baik visual, auditori, dan kinestetik, menggunakan kegiatan yang bervariasi dan pengelompokan yang fleksibel. 3) aspek produk berupa model atau cara peserta didik dalam mengaplikasikan apa yang telah dipahami yang disajikan dalam bentuk esai, artikel, presentasi, audio, video, diagram, dan lain-lain sesuai minatnya. 4) aspek lingkungan belajar, mengacu pada penyesuaian kecenderungan atau minat serta kenyamanan suasana belajar peserta didik.
Dalam pembelajaran berdiferensiasi guru berperan sebagai pencipta atmosfer atau suasana belajar yang positif. Karena keberhasilan pembelajaran juga ditentukan dari kondisi atau keadaan lingkungan belajar. Iklim kelas yang positif dapat mendukung proses tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif. Atmosfir kelas yang positif diantaranya peserta didik merasa aman, nyaman, setiap orang di kelas menyambut dan disambut dengan baik, saling menghargai, guru mengajar untuk mengantarkan peserta didik belajar secara merdeka serta ada keadilan dalam bentuk nyata. Dalam pembelajaran berdiferensiasi guru dan peserta didik berkolaborasi untuk mencapai tujuan yang telah disepakati.
Kelebihan pelaksaaan Differentiated Instruction adalah peserta didik juga akan terlibat secara aktif dalam pembelajaran bahkan dimerdekakan dalam belajar karena materi, kegiatan pembelajaran dan kegiatan mengekspresikan hasil belajar yang dipilih guru telah disesuaikan dengan kesiapan, kemampuan, profil belajar bahkan minatnya. Pembelajaran anak akan aman,nyaman, merasa dihargai, diterima, dan bahagia di kelas. Anak dibimbing, dituntun sesuai kodratnya, sesuai kemampuannya, serta sesuai minatnya. Pelaksanaan Differentiated Instruction bersifat dinamis sehingga dapat secara fleksibel saat pelaksanaan pembelajaran. Dengan begitu diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai, dan tujuan pendidikan Indonesia juga akan terwujud.
Tantangan dari penerapan Differentiated Instruction yaitu memerlukan kemampuan penguasanaan pengelolaan kelas, dan materi serta IT, guru dituntut untuk peka terhadap perkembangan dan perubahan tiap peserta didiknya secara cermat, perlu persiapan yang memerlukan banyak waktu, pikiran untuk dapat menyediakan pembelajaran baik keberagaman strategi, pendekatan, konten/materi, proses belajar, media pembelajaran, bahan ajar, bahkan penilaian atau asesmen juga harus dipersiapkan.
Guru harus peka dan tanggap terhadap kebutuhan belajar peserta didik yang beragam melalui penyediaan pembelajaran yang berfariasi. Penerapan Differentiated Instruction atau Pembelajaran Berdiferensiasi dapat membantu peserta didik belajar dan mengembangkan potensinya secara merdeka sesuai dengan kesiapan, minat, kebutuhan, kemampuan dan profil belajarnya melalui penyediaan pembelajaran dengan diferensiasi konten, proses, produk dan lingkungan belajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H