Lihat ke Halaman Asli

Komunikasi antarbudaya dalam latar belakang budaya yang berbeda

Diperbarui: 29 November 2024   10:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Komunikasi antarbudaya adalah proses komunikasi antara individu atau kelompok yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda, seperti ras, etnik, atau kelompok. Komunikasi antarbudaya memiliki hubungan yang erat dengan komunikasi internasional, komunikasi antar etnis, dan komunikasi antar ras karena melibatkan interaksi antara individua tau kelompok dengan latar belakang budaya yang berbeda.  

  • Keterkaitan komunikasi antarbudaya dengan komunikasi internasional

Komunikasi antarbudaya merupakan bagian yang penting dalam komunikasi internasional, karena dalam interaksi internasional selalu melibatkan budaya yang berbeda. Oleh karena itu, pemahaman yang lebih mendalam tentang komunikasi antar budaya dapat membantu meningkatkan efektivitas komunikasi di tingkat internasional.

  • Keterkaitan komunikasi antarbudaya dengan komunikasi antar etnis

Keterkaitan antara komunikasi antarbudaya dengan komunikasi antar etnis dapat membangun pemahaman antara kelompok yang berbeda. Perbedaan budaya sering berkaitan dengan perbedaan etnis. Misalnya suatu kelompok etnis memiliki budaya yang unik dan berbeda dengan kelompok etnis lainnya. Dalam komunikasi antarbudaya seseorang dapat terlibat dalam komunikasi antar etnis jika keduanya berasal dari kelompok etnis yang berbeda.

  • Keterkaitan komunikasi antarbudaya dengan komunikasi antar ras

Meskipun komunikasi antarbudaya dengan komunikasi antar ras saling berkaitan, ras sering menjadi elemen yang penting dalam identitas budaya. Perbedaan ras biasanya mempengaruhi komunikasi antarbudaya, teruta,a dalam konteks dimana ras dan budaya saling tumpeng tindih. Contohnya, banyak masyarakat, ras tertentu mungkin terkait dengan budaya tertentu, oleh karena itu komunikasi antar ras tidak jarang dipengaruhi oleh perbedaan budaya yang lebih luas.

Stereotipe dan etnosentrisme menjadi hambatan dalam komunikasi antarbudaya karena keduanya mengarah pada cara berpikir yang sempit dan membatasi pemahaman terhadap orang lain. Stereotipe menciptakan generalisasi yang tidak adil terhadap suatu kelompok budaya, dengan menganggap semua anggota kelompok memiliki ciri-ciri atau perilaku tertentu, tanpa memperhitungkan keraagaman individu. Sedangkan etnosentrisme hanya melihat dari perspektif budayanya sendiri dan menilai budaya lain berdasarkan standar budaya sendiri. Ini dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk menghargai norma, nilai, dan kebiasaan budaya lain. Dalam komunikasi antarbudaya penting untuk mengesampingkan stereotipe dan etnosentrisme dan berusaha untuk mendekati orang lain dengan rasa hormat dan terbuka terhadap perbedaan.

Langkah-langkah yang ditempuh ketika bertemu dengan orang baru

  • Mengetahui latar belakang budayanya untuk menghindari kesalahpahaman
  • Menunjukkan minat untuk belajar dan beradaptasi dengan budaya baru
  • Menghindari stereotipe
  • Tidak membahas topik-topik yang menyinggung seperti politik, agama, atau masalah pribadi
  • Menghormati adat-istiadat dan kebiasaan yang berlaku dalam budaya mereka

Pengalaman pribadi saya, Ketika saya kuliah di Yogyakarta dan saya bertemu dengan teman saya yang berasal dari keturunan sunda. Karena di Yogyakarta mayoritas penduduknya berbicara menggunakan bahasa Jawa, Teman saya sulit memahami ketika berkomunikasi dengan teman-temannya maupun berinteraksi dengan masyarakat lokal. Meskipun bahasa Indonesia menjadi bahasa pengantar tetapi ketika berkomunikasi diluar kampus bisa menjadi kendala. Setelah beberapa minggu teman saya memperkenalkan dan mengajarkan bahasa sunda kepada saya, sementara saya juga mengajarkan bahasa jawa ke teman saya. Dari pengalaman ini dapat membentuk pemahaman yang lebih mendalam tentang komunikasi antarbudaya dan menghargai perbedaan dan cara berpikir.

Menurut saya mata kuliah komunikasi antarbudaya memiliki pengaruh yang sangat besar dalam profesi seorang jurnalis. Dalam dunia jurnalis pasti sering berinteraksi dengan berbagai kelompok budaya yang memiliki nilai, norma, dan cara berkomunikasi yang berbeda. Dengan memahami komunikasi antarbudaya sangat membantu seorang jurnalis untuk beradaptasi dan menyampaikan informasi dengan tepat kepada audiens yang beragam. Misalnya, dalam melaporkan berita internasional, seorang jurnakis harus mengetahui latar belakang budaya negara atau kelompok agar informasinya tidak menimbulkan salah paham atau konflik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline