Lihat ke Halaman Asli

Alvien Gusti Prasditio

Universitas Sebelas Maret

Pertanian Ramah Lingkungan dalam Pengelolaan DAS

Diperbarui: 5 Agustus 2024   07:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelaksanaan kegiatan Focus Group Discussion (FGD)/dokpri

Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan  secara umum sebagai hamparan wilayah yang dibatasi dengan batas topografi (punggung bukit) yang berguna untuk menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur hara serta mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan keluar pada satu titik (outlet). Tujuan pengelolaan DAS adalah agar meningkatnya stabilitas tata air, meningkatkan stabilitas tanah, termasuk mengendalikan proses degradasi lahan, meningkatkan pendapatan petani dan meningkatkan perilaku masyarakat agar ke arah kegiatan konservasi yang mengendalikan aliran permukaan dan banjir. Apabila DAS tidak dikelola dengan baik, akan menimbulkan beberapa masalah, diantaranya adalah banjir, erosi tanah longsor dan hilangnya sumber daya air serta kesuburan tanah.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam pengelolaan DAS adalah dengan penerapan sistem agroforestri pada praktik pertanian. Agroforestri merupakan suatu sistem penggunaan lahan terpadu yang dalam penerapannya menggabungkan pepohonan dengan tanaman pertanian baik secara bersamaan maupun bergantian, sehingga dari satu unit lahan mencapai hasil optimal yang berkelanjutan. Selain untuk pengelolaan DAS, penanaman dengan menerapkan sistem agroforestri dapat memberikan manfaat kepada masyarakat yaitu meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial. 

Pada tanggal 3 Juni 2024, Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta telah mengadakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) mengenai pengelolaan DAS dengan praktik pertanian ramah lingkungan. Kegiatan ini dilakukan di Desa Sumberejo, Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan ini melibatkan Kelompok Tani Hutan (KTH) Desa Sumberejo sebagai peserta FGD. Kegiatan FGD diawali dengan pembukaan dari Prof. Purwanto sebagai ketua tim, kemudian Bapak Tri Hariyanto sebagai Kepala Desa Sumberejo. Acara inti dari kegiatan ini adalah pemaparan materi mengenai pentingnya praktik pertanian ramah lingkungan salah satunya yaitu dengan penanaman tanaman Multi Purposes Tree Species (MPTS) dalam mengelola DAS oleh Ibu Malihatun serta Ibu Cintya. Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah pendampingan kegiatan rehabilitasi dengan pola agroforestri dengan menggunakan jenis tanaman yang prospektif secara ekologi maupun ekonomi dalam mendukung kelestarian yaitu tanaman MPTS. Beberapa contoh tanaman MPTS adalah alpukat, jambu mete, cengkeh, kayu putih, nangka, dsb.

Penyerahan bibit MPTS/dokpri

Petani Desa Sumberejo khususnya anggota KTH Desa Sumberejo sudah menerapkan agroforestri dan menanam tanaman MPTS pada lahan masing-masing. Namun, variasi tanaman yang ditanam tidak beragam yakni hanya alpukat. Oleh karena itu, selain melakukan kegiatan FGD, tim pengabdian juga menyerahkan bibit tanaman MPTS yang dibagikan kepada petani Desa Sumberejo yang bertujuan untuk meningkatkan variasi tanaman MPTS di Desa Sumberejo. Penyampaian materi dalam kegiatan ini berjalan dengan baik sehingga para peserta yakni anggota KTH Desa Sumberejo dapat memahami dan mengikuti FGD dengan seksama. Kegiatan pengabdian ini diakhiri dengan foto bersama.

Foto bersama/dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline