[caption id="attachment_380922" align="aligncenter" width="490" caption="Kompasianer BDG Narsis di Atas Bandros. Pada 7 Mei 2015 nanti, "][/caption]
Sembari melahap suapan terakhir santapan telur balado di sebuah Restoran Padang di bilangan Gatot Subroto, Bandung, saya kembali bertanya perihal inisiasi pendirian Komunitas Kompasiner regional Bandung kepada Bang Aswi. Sosok Bang Aswi yang saya kenal adalah seorang blogger senior yang juga dedengkot komunitas Blogger Bandung.
“Kumaha yeuh Bang Aswi kelanjutan peresmian Kompasianer Bandung? Menarik gak tawaran dari kami? Mangga kompasianer Bandung Dilaunching di acara kompasiana nangkring bareng KEMENPUPERA tanggal 7 Mei mendatang,” kata saya.
Sembari mengunyah santapan padangnya, Bang Aswi cepat merespon tawaran saya: “Boleh, boleh. Hayuk Atuhlah. Tanggal 7 Mei ya? Jam berapa, di mana?”
Saat itu, saya belum bisa memastikan terkait teknis acara nangkring tersebut. Hanya saja sesuai arahan Pak Nurulloh, Content and Community Editornya Kompasiana, acara nangkring Bandung bisa jadi momen kompasianer Bandung berkumpul, menjalin kelindan yang pernah sempat erat sebelumnya.
Sebuah entitas bernama komunitas kompasianer Bandung memang belum pernah terbentuk sebelumnya. Namun, beragam activity offline kompasiana yang diselenggarakan di Bandung acapkali melibatkan teman-teman Bandung yang aktif menulis di Kompasiana. Selama ini, aktivitas teman-teman Kompasianer Bandung kebanyakan dinaungi oleh komunitas Blogger Bandung.
Setelah rampung makan siang, Lima orang Kompasianer Bandung (Bang Aswi, Kang Ali, Teh Efi, Teh Tian, dan The Ismi) yang juga ditunjuk menjadi blogger peliput acara Asian African Carnival langsung sepakat memberi nama komunitasnya nanti dengan nama “BandunK”, dengan huruf K berlogo Kompasiana. Selang beberapa menit kemudian, salah satu diantara mereka nyeletuk: “gimana kalau namanya ‘KBandung’ aja? huruf K nya pakai logo K-nya Kompasiana. Nama itu juga secara tak langsung mengajak orang-orang untuk main ke Bandung. Ka Bandung kan artinya Ke Bandung.”
Tanpa ada perdebatan alot, lima orang tadi sepakat menggunakan nama KBandung. Bang Aswi menawarkan diri untuk membuat logo komunitasnya. Saya menyarankan juga agar launching pada 7 Mei 2015 nanti dibuat meriah. Mungkin benar dibuat seperti acara launching sesuatu pada umumnya, ataukah mungkin teman-teman Bandung ingin potong tumpeng?
Beberapa hari kemudian setelah kembali Jakarta, satu pesan whatsapp masuk ke ponsel saya. Bang Aswi mengirimkan dua opsi desain logo untuk komunitas kompasianer Bandung.
[caption id="attachment_380923" align="aligncenter" width="380" caption="Dua Opsi Logo Bikinan Bang Aswi/dok. Bang Aswi"]
[/caption]
Di malam hari, Pak Nurulloh mengirimkan feedback dengan menawarkan dua logo baru untuk Kompasianer Bandung.
[caption id="attachment_380924" align="aligncenter" width="417" caption="Opsi Logo yang Diajukan Pak Nurulloh untuk Kompasianer BDG/dok. Kompasiana"]
[/caption]
Akhirnya, setelah oprek desain sana-sini, teman-teman KBandung sepakat dengan Logo awal yang sedikit dimodifikasi:
[caption id="attachment_380926" align="aligncenter" width="350" caption="Logo Final "]
[/caption]
Setelah itu, dengan gercep (gerak Cepat) Teh Efi yang turut mengordinir pembentukan grup ini mengiyakan saran mbak Wawa untuk membuat Fanpage Komunitasnya untuk kemudian mengundang teman-teman Kompasianer BDG lain bergabung. Nah, lewat artikel ini pula, saya membantu Teh Efi woro-woro kepada Rencang-rencang Bandung untuk join grup Fanpagenya. Yuk, Dibantos nya, akang-akang Teteh-teteh! :D
Ragam Komunitas di Kompasiana
Komunitas Kompasianer Bandung menjadi komunitas kompasianer daerah yang ke sekian setelah sebelumnya komunitas kompasianer daerah dirilis. Sebelumnya, telah ada kompasianer Aceh (KKA) Kompasianer Ambon (Amboina), Kompasianer Surabaya (Konek), Kompasianer Palu, Kompasianer Solo Raya, sampai komunitas Blogger Mangga (Kompasianer yang bermukim di Indramayu). Belakangan, sehari setelah KBandung persiapan rilis, Kompasianer Bali (Kudeta) pun dideklarasikan.
Komunitas kompasianer daerah banyak bermunculan di tengah komunitas-komunitas minat dan hobi para kompasianer pun berkembang. Sebut saja KPK (Kompasianer Penggila Kuliner), Fiksiana (Kompasianer Peminat kesusastraan), Koteka (Kompasianer hobi traveller), Ladiesiana (Perkumpulan Blogger wanita di Kompasiana), KomiK (Kompasianer peminat film), dan banyak lainnya. Belakangan, Chief Operating Officer Kompasiana yang juga bos saya, Kang Pepih, menjadi inisiator lahirnya ‘Komunitas Keluarga Kompasianer.’ Jadi, mereka yang punya ikatan darah keluarga dan sama-sama ngeblog di Kompasiana, bisa bergabung di grup ini. Tidak hanya itu, Kang Pepih juga baru menyiapkan konsep menarik berbasis literasi yang dinamakan Kobra. Apa itu Kobra? Tunggu tanggal mainnya, ya!
Nampaknya, esensi 'Sharing and Connecting' ala Kompasiana akan terus digaungkan. Selamat datang komunitas-komunitas baru Kompasiana!
Alvi,
Admin Newbie Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H