Lihat ke Halaman Asli

Antropologi dan Perubahan: Melihat Pergerakan Budaya dalam Kehidupan Manusia

Diperbarui: 26 Desember 2024   10:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Ngomongin perubahan, rasanya hidup kita sekarang penuh banget sama dinamika yang nggak ada habisnya. Teknologi, tren sosial, bahkan cara berpikir kita sebagai manusia, semuanya terus berubah. Nah, di sinilah antropologi masuk sebagai ilmu yang nggak cuma memahami manusia, tapi juga bagaimana kita beradaptasi sama perubahan zaman.

Antropologi: Ilmu yang Hidup Bareng Perubahan

Antropologi itu bukan cuma soal menggali masa lalu atau mempelajari budaya tradisional. Lebih dari itu, ilmu ini juga membahas bagaimana manusia dan budaya mereka bereaksi terhadap perubahan. Dari zaman manusia berburu dan meramu sampai sekarang era digital, antropologi selalu relevan buat ngejelasin kenapa perubahan terjadi dan gimana dampaknya ke masyarakat.

Perubahan dalam Budaya

Perubahan budaya bisa datang dari banyak arah. Ada yang karena teknologi, globalisasi, konflik, atau bahkan ide-ide baru yang muncul dari generasi muda. Contoh gampangnya: dulu, orang makan bareng di meja makan, sekarang lebih sering sambil scroll Instagram. Itu bukan cuma soal kebiasaan, tapi perubahan budaya yang dipengaruhi teknologi dan gaya hidup modern.

1. Globalisasi dan Budaya Hybrid
Globalisasi bikin dunia kayak "kampung kecil." Budaya dari belahan dunia lain gampang banget masuk ke kehidupan kita. Misalnya, budaya ngopi yang dulunya sekadar "ngopi di warung" sekarang jadi ngopi di kafe sambil kerja atau diskusi. Ini contoh budaya lokal yang berbaur sama tren global.

2. Teknologi dan Cara Hidup
Teknologi mengubah cara kita hidup dan berpikir. Antropologi melihat ini sebagai transformasi besar. Dulu, komunikasi antar manusia butuh waktu lama, sekarang tinggal video call. Bahkan konsep kerja berubah total; remote working dan freelance jadi tren baru.

3. Urbanisasi dan Identitas Budaya
Perpindahan dari desa ke kota bikin orang harus menyesuaikan diri. Tapi menariknya, banyak orang tetap mempertahankan tradisi asal mereka. Contoh: anak kos di Jakarta yang tetap masak opor dan ketupat saat lebaran. Antropologi menyebut ini sebagai cara manusia menjaga identitas di tengah perubahan besar.

Konflik dalam Perubahan

Nggak semua perubahan berjalan mulus. Kadang, perubahan malah menimbulkan konflik. Contohnya, generasi tua yang lebih tradisional sering bertentangan sama generasi muda yang lebih modern. Antropologi membantu kita memahami bahwa konflik ini adalah proses wajar dalam adaptasi budaya.

Mahasiswa: Agen Perubahan dengan Perspektif Antropologi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline