Lihat ke Halaman Asli

M Alvian Rizky

Ketua Umum PK. PMII UNIKOM

PPDB Zonasi Bukan Solusi Pemerataan Pendidikan

Diperbarui: 16 Juli 2024   22:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sistem pendidikan hari ini yang menggunakan sistem zonasi yaitu dimana rumah calon siswa yang dekat dengan sekolah yang di tuju semakin dekat maka semakin peluang masuknya semakin besar. Walaupun banyak jalur PPDB yang lain seperti prestasi raport atau kejuaraan koutanya tidak sebanyak jalur zonasi.

Jalur zonasi ini awalnya di tujukan untuk mengurai agar siswa berprestasi merata pada setiap sekolah agar menghilangkan status sekolah favorit. Agar persaingan dan pemerataan pendidikan bisa terjadi, namun sayangnya ini malah menjadi angan-angan karena banyaknya pelanggaran dan sistem yang kacau.

Pelaksanaan PPDB zonasi yang di harapkan tidak sebanding dengan fasilitas pendidikan yang ada dan sebaran pendidikan perkecamataan belum merata bahkan ada siswa yang putus sekolah dari jenjang SMP ke SMA karena tidak ada sekolah negeri di wilayahnya, siswa tersebut harus ke sekolah bersetatus swasta namun biaya pendidikan yang sangat mahal yang membuat ia memilih putus sekolah.

Ini bukan kisah fiksi yang terjadi lalu asas pemerataan yang di ucapkan oleh pemangku kebijakan publik tidak terlaksana. Terbukti dengan fasilitas sekolah yang jauh beda antara sekolah yang di katakan favorit dan non-favorit yang pada akhirnya orang tua tetap mencari cara untuk memasukan anaknya pada sekolah bersetatus favorit.

Ini kenyataan yang harus di telan oleh pemangku kebijakan bahwa PPDB masih belum efektif dalam menangani permasalahaan pemerataan pendidikan. Selama fasilitas dan kapasitas pendidik tidak di adakan kesamaan kualitas dan pemerataan pendidikan.

PPDB hanya akan menjadi mimpi buruk untuk mengakali sistem yang ada di lanjut dengan angka putus sekolah yang tinggi karena ketidak tersediaan sekolah di lingkungannya yang mudah akses. Berangkat dari permasalahan ini maka harus adanya evaluasi dari sistem yang bergulir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline