Lihat ke Halaman Asli

M Alvian Rizky

Ketua Umum PK. PMII UNIKOM

Santri dan Mimpi Merdeka

Diperbarui: 15 April 2024   13:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di bawah langit pagi yang cerah, Pondok Pesantren Al-Hikmah di Jawa Tengah diramaikan oleh lantunan ayat suci Al-Quran dan suara santri yang bersemangat menuju ruang kelas.

Di antara mereka, terdapat empat sekawan yang tak pernah sepi: Adrian, si jenius yang cerdik, Riyan, si humoris, Hadian, si jenaka pecinta tebak-tebakan, dan Reno, si santai yang suka melontarkan komentar sarkastis.

(Bel berbunyi, pertanda pelajaran akan segera dimulai)

Riyan: (Menepuk bahu Adrian) "Yan, dengar-dengar tadi kamu mimpi jadi pejuang kemerdekaan ya? Pasti seru banget tuh!"

Adrian: (Tersipu malu) "Iya, Riyan. Gak nyangka aja bisa mimpi kayak gitu."

Hadian: (Ikut nimbrung) "Wah, ceritain dong detailnya! Pasti kamu jadi jagoan yang jago silat trus ngalahin penjajah sendirian!"

Reno: (Menyela dengan nada malas) "Hah? Mimpi jadi pejuang kemerdekaan? Emang bisa ngalahin penjajah pake mimpi doang?"

Adrian: (Menatap Reno dengan serius) "Entahlah, Ren. Tapi mimpi itu terasa nyata banget buatku."

(Ustad Agus, ustad yang lucu dan bijaksana, memasuki kelas)

Ustad Agus: (Memberi salam) "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!"

Para Santri: (Menjawab salam) "Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, Ustad!"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline