Di saat ini, tarif penerbangan kian murah. Anda pun kemungkinan besar pernah melakukan perjalanan menggunakan pesawat. Akan tetapi, ada beberapa kebiasaan unik yang sering dilakukan oleh para penumpang pesawat yang sebenarnya bisa diubah atau ditinggalkan.
Pertama, setibanya di bandara, banyak penumpang yang langsung menuju counter maskapai untuk mencetak (print) tiket. Maksudnya supaya bisa melewati pintu/gate bandara. Saat ini, jika Anda sudah memiliki HP kategori smartphone, tidak perlu mencetak bukti pembelian, tiket, atau ittinerary ticket. Cukup tunjukkan tiket atau digital boarding pass melalui HP. Bisa dalam format dokumen PDF atau gambar JPG. Mengapa harus repot cetak kalau sekarang sudah era digital? Nah, nanti pada saat check in di dalam, barulah kita perlu meminta cetak boarding pass.
Kedua, sebelum check in ada penumpang yang membungkus (wrapping) kopernya. Hal ini lucu karena petugas bandara memiliki kewenangan untuk membongkar paksa koper yang terindikasi membawa barang terlarang, meski koper sudah dibungkus dengan metode wrapping. Jika alasannya adalah agar isi tas tidak dicuri oleh porter, seharusnya pemilik tas bertanya kepada diri sendiri apakah memang dia melakukan kecerobohan disengaja dengan meletakkan barang berharga di dalam tas yang akan diletakkan di dalam bagasi pesawat?
Ketiga, dengan alasan yang sama, penumpang yang takut kehilangan barang di dalam akibat ulah porter atau petugas bandara justru membawa kopernya ke kabin, lalu meletakkan kopernya di bagasi kabin (di atas kepala). Barang memang tidak ada yang hilang, tapi resiko koper jatuh ketika pesawat menghadapi cuaca buruk menjadi besar. Minimal, kepala bisa memar karena tertimpa koper.
Keempat, setelah pesawat mendarat dengan selamat, namun sebelum pesawat benar-benar berhenti para penumpang kebanyakan langsung melepas ikatan sabuk pengaman. Hal ini bahkan sebelum pesawat berbelok menuju taxi way dan masih dalam kecepatan tinggi. Pasalnya, selama pesawat masih bergerak, resiko kecelakaan pesawat masih ada.
Kelima, setelah pesawat mendarat dan bergerak masuk taxi way lalu mengarah ke apron, secara kompak penumpang bangkit dari tempat duduk masing-masing untuk mengambil koper masing-masing, sehingga resiko terjadinya hal di luar keinginan masih tetap ada. Kebiasaan ini memang biasa kita jumpai di dalam angkot. Ternyata di pesawat pun sama.
Sebenarnya untuk apa terburu-buru mengambil koper di bagasi kabin? Toh setelah mendapatkan koper masing-masing, pintu pun belum terbuka. Petugas butuh waktu menempelkan tangga ke pintu. Yang di kursi pun ikut berdiri sambil memiringkan kepala agar tidak terbentur bagasi kabin. Saya perhatikan, lucu-lucu ekspresi penumpang yang sedang berdesakan di gang memegang koper masing-masing selama +/- 2 menit. Ya mau bagaimana lagi, tempat untuk penumpang di kursi. Jika semua tumplek ke gang ya tidak muat.
Keenam, setelah menuruni tangga pesawat terkadang penumpang langsung foto-foto. Boleh saja, asal jangan di depan mesin turbocharger atau propeler. Jika terhisap, Anda akan masuk koran akibat kekonyolan di kala berfoto. Juga jangan berfoto di depan gang menuju ruang pengambilan bagasi/transit karena mengganggu pengguna jalan lainnya.
Kira-kira demikian beberapa perilaku unik penumpang pesawat Indonesia. Yang merasa tersinggung, memang sengaja saya singgung agar malu. Yang melihat perilaku seperti ini pada keluarga atau teman Anda, mohon diluruskan karena selain mengganggu juga bisa berbahaya, baik untuk diri sendiri maupun pengguna jasa transportasi pesawat lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H