Surabaya, Kompasiana - Bagi Politikus dari Partai NasDem, satu periode menjadi anggota DPRD Surabaya (2014-2019) dianggap sudah cukup. Oleh karena itu untuk periode selanjutnya, anggota DPRD Surabaya Komisi C, Vinsensius Awey ingin berkiprah di panggung politik yang lebih luas, yakni mencalonkan diri di DPR RI.
Pria kelahiran Tanjungbalai Karimun Kepulauan Riau 48 tahun silam ini menilai menjadi legislator di mana saja sebenarnya sama. Sebagai wakil dan penyampai aspirasi rakyat.
"Bagi saya politik itu sebagai pengabdian bukan mata pencaharian. Karenanya sejak awal dilantik menjadi legislator saya berjanji dalam diri sendiri untuk mengabdi di DPRD Surabaya satu periode saja," ujarnya, Minggu (22/07/2018) di Gedung DPRD Kota Surabaya.
Alumnus Universitas Kristen Maranata Bandung Fakultas Sastra dan Sejarah Inggris angkatan 90 ini mengatakan tolak ukur karya selama menjadi wakil rakyat bukan dilihat dari berapa periode bisa terpilih. Melainkan berapa karya yang dihasilkan dalam satu periode.
Karenanya jika terpilih lagi pada pileg 2019 dari dapil Surabaya dan Sidoarjo, Awey berjanji tak mau setengah setengah dalam menyuarakan aspirasi rakyat. Terutama di wilayah di mana dia terpilih. Sebab selama ini Awey menganggap masih ada kesenjangan dalam pengucuran dana APBN untuk daerah.
"Misalnya di Surabaya, mestinya banyak proyek yang masih perlu didanai APBN seperti pembangunan tanggul di Sumberejo, box culvert Banyu Urip dan trem. Ini harus diperjuangkan di pusat, karena Pemkot tidak bisa berjuang sendirian," kata mantan Ketua Presidium Organisasi Kemahasiswaan Eksternal PMKRI ini.
Namun meski bersiap di arena lain, bukannya Awey lepas tangan untuk menata para caleg yang akan maju di DPRD Surabaya. Sebab mantan direktur operasional Olympic Furniture se Indonesia ini mengaku telah menyiapkan para kader terbaik NasDem di lima dapil se Surabaya.
Hal ini karena politikus yang mengantongi sekitar 6.000 suara di dapil 5 pada pileg 2014 lalu itu ingin melihat para wakil rakyat dari NasDem bisa mewarnai percaturan politik di kota Pahlawan.
"Mereka ini berasal dari beragam background, tapi punya karakter dan semangat kerja mirip saya. Rata-rata masih energik dan berusia produktif. Menjadi wakil rakyat harus siap mental dan memiliki integritas," jelas Awey bersemangat.
Awal mula terjun di panggung politik, Awey sempat dilarang oleh sang ayah. Orang tuanya lebih menginginkan agar anaknya ini fokus di dunia bisnis saja, apalagi saat itu dia berada di level kemapanan dengan posisi jabatan yang mentereng. Maklum saja Awey saat itu di Olympic membawahi 40 cabang se Indonesia.
Hanya saja ayah dua orang anak ini merasa passionnya memang ada di bidang politik. Bahkan sejak muda sudah senang berorganisasi bahkan terlibat aktif saat aksi reformasi 98 lalu.