Lihat ke Halaman Asli

Review Masa Lalu II: Sebuah Puisi untuk Teman Voy-ku

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Apakah aku mencintaimu...?
Aku tak tahu
Aku hanya melihat paras ayu mu
Aku hanya memandang mata tulus mu
Kala antah…
Kuangani rembulan berpeluk hangat
Dengan gugusan bintang lembut
Memendar kelam malam
Berbias mutiara cinta dan keindahan
Sunyi…
Menjelma bayangan dua perempuan
Bersenyawa dalam merah tali jiwa
Membiru aroma kelembutan, menari bumi
Matahari malam membara kedalam
Gairah memancarkan kilauan
Membentang sentuhan qalbu
Suci…
Kembali ku berpijak bumi
Sayup sendu sembilu
Berhembus lantun do’a dalam genangan yang pahit
Bagai sebuah bisikan misteri
Sebagai sebuah gumam yang tak dimengerti
Oleh telinga-telinga berdaki
Yang bermulut api berhati sapi
Bersembunyi di balik selubung Ilah, entah…

Apakah aku mencintaimu...?
Aku tak tahu

(dJatinangor, 15 Mei 2006)
Hmmm... sekarang dia ada di mana ya?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline