Lihat ke Halaman Asli

Alvania Kartika

Another ISTP

Menjajal Hostel Bukan Kapsul di Kota Tua

Diperbarui: 16 April 2023   13:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tampak luar. dokpri

Sebelum libur lebaran tiba, keinginan saya untuk solo traveling memuncak. Saya memilin kawasan Kota Tua untuk saya singgahi karena banyak pemandangan yang menarik dan dekat dengan stasiun KRL. Mungkin banyak dari para turis baik lokal maupun mancanegara yang singgah di hostel kapsul di daerah Kota Tua. Salah satu yang paling populer adalah yang berlogo koala berwarna hijau kebiruan. Namun, saya ingin mencoba hostel lain yang bernama Wonderloft Hostel. (Discaimer: Tulisan ini tidak disponsori oleh siapapun.)

Saya memesan tipe kamar (atau kasur lebih tepatnya) "8 bed female" seharga Rp110.000,00. Saat memesan online, saya hanya mendapatkan kode booking, sedangkan pembayaran dilakukan di tempat saat hari H. Saya naik KRL dan turun di stasiun Jakarta Kota. Saya tiba pukul 4 sore. Tidak sampai 10 menit berjalan kaki, saya tiba di Wonderloft hostel yang berwarna kuning di seberang Museum Bank Indonesia. Saat saya tiba, resepsionis sangat ramah. Saya diminta mengisi formulir pengunjung dan menyerahkan deposit sebesar Rp100.000,00. Resepsionis memberikan saya handuk dan kunci loker, serta memberitahu lokasi kamar/kasur saya. Saya ditempatkan di kamar "Cabe" dengan nomor kasur 24. Saat saya masuk, terdapat 8 kasur yang bertingkat, 4 di bawah dan 4 di atas.  Setiap pos memiliki nomor petunjuk dan tirai berwarna abu-abu. Satu buah pos berisi satu kasur, 2 bantal, dan 1 selimut. Ada sebuah laci besar di ujung pos dekat bantal untuk meletakkan tas. Setiap pos memiliki 2 macam lampu, yaitu lampu tidur dan lampu membaca. AC hanya dinyalakan mulai pukul 5 sore sampai 8 pagi untuk menghemat energi. Pertama kali saya masuk ke pos saya, yang paling saya ingat adalah kasurnya yang terlalu empuk untuk saya. Mungkin selera para pengunjung adalah yang seperti ini namun saya kurang suka. 

Tempat tidur "8 bed female". dokpri

Hallway. dokpri

Saya pergi ke area kamar mandi sekitar satu jam kemudian. Area pria dan wanita dipisah. Di area wanita, ada 2 toilet dan 3 shower. Saya sangat menyukai showernya, karena pemancur airnya luas dan berada tepat diatas kepala, bukan yang miring dari sudut dinding. Terdapat pula sabun dan sampo di setiap shower. Saya perhatikan ada 1 buah jepitan rambut di setiap shower. Saya tidak tahu apakah itu memang disediakan oleh pihak hostel atau jepitan-jepitan tersebut adalah peninggalan dari pengunjung sebelumnya, namun saya pinjam saat mandi, hehe. Di depan area shower dan toilet, ada wastafel panjang berserta cermin untuk pengunjung sikat gigi, bercukur (untuk pria), dan berdandan. 

Di lantai 2 tempat saya menginap, ada area bersantai yang berisi soccer game board dan beberapa bean bag. Saat itu banyak sekali turis yang bersantai di sana, membaca buku, sekedar bermain HP atau menyalakan laptop di sana. Saya tidak mencoba bersantai di bean bag saking ramainya. 

. dokpri

Di lantai 1 adalah area berkumpul dan bermain. Di sana ada TV untuk bermain PlayStation, billiard, buku bacaan dan pantri. Para pengunjung dapat mengambil minum tap water secara gratis. Untuk jenis minuman lain seperti teh, kopi, dan bir juga tersedia. Disediakan pula alat masak bagi yang ingin memasak. Ada 2 buah panci lengkap dengan alat makan. Namun pengunjung harus mencuci sendiri alat makan dan peralatan yang sudah digunakan di wastafel. 

Playground. dokpri

Billiard. dokpri

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline