Lihat ke Halaman Asli

Alusia Vita

Mahasiswa Magister Akuntansi Universitas Pamulang

Fenomena Pasien Indonesia yang Memilih Berobat ke Luar Negeri

Diperbarui: 15 Juli 2024   22:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Fenomena pasien Indonesia yang lebih memilih berobat ke luar negeri menjadi topik yang semakin hangat diperbincangkan.

Presiden Joko Widodo dalam sambutannya pada acara Rapat Kerja Kesehatan Nasional tahun 2024 menyebutan bahwa 1 juta lebih warga Indonesia memilih berobat ke luar negeri yang menyebabkan Indonesia berpotensi kehilangan devisa sebesar US$11,5 miliar atau sekitar Rp180 triliun.

Banyak warga negara kita yang rela mengeluarkan biaya lebih untuk mendapatkan perawatan kesehatan di negara lain, meski fasilitas kesehatan di dalam negeri semakin berkembang. Fenomena ini menimbulkan berbagai pertanyaan dan pandangan, baik dari segi kualitas pelayanan, kepercayaan terhadap dokter, hingga aspek ekonomi dan sosial.

Kualitas Pelayanan Kesehatan

Salah satu alasan utama yang sering dikemukakan adalah kualitas pelayanan kesehatan di luar negeri yang dianggap lebih baik. Negara-negara seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand menjadi tujuan favorit karena reputasi mereka dalam menyediakan layanan medis berkualitas tinggi, dengan teknologi mutakhir dan profesional medis yang terlatih. Pasien merasa mendapatkan perawatan yang lebih komprehensif dan terjamin. Selain itu, waktu tunggu yang lebih singkat dan layanan yang lebih ramah menjadi daya tarik tersendiri.

Kepercayaan Terhadap Dokter

Kepercayaan terhadap dokter dan tenaga medis juga menjadi faktor penentu. Meskipun banyak dokter di Indonesia yang berkualitas dan berprestasi, masih ada kekhawatiran terkait diagnosis dan pengobatan yang kurang tepat. Kasus-kasus malpraktik yang terpublikasi di media juga menambah ketidakpercayaan sebagian masyarakat terhadap sistem kesehatan di dalam negeri. Hal ini mendorong mereka untuk mencari pengobatan di negara lain yang dianggap lebih dapat diandalkan.

Aspek Ekonomi dan Sosial

Dari segi ekonomi, meskipun biaya berobat ke luar negeri lebih tinggi, sebagian pasien merasa bahwa kualitas yang didapat sepadan dengan biaya yang dikeluarkan. Ini mencerminkan persepsi bahwa kesehatan adalah investasi yang tidak ternilai harganya. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa fenomena ini juga mencerminkan kesenjangan sosial, di mana hanya mereka yang memiliki kemampuan finansial lebih yang bisa mengakses layanan kesehatan di luar negeri.

Tantangan dan Peluang bagi Indonesia

Fenomena ini seharusnya menjadi cerminan dan dorongan bagi sistem kesehatan di Indonesia untuk terus berbenah. Pemerintah dan pemangku kepentingan perlu bekerja sama untuk meningkatkan kualitas pelayanan, memperbaiki sistem manajemen rumah sakit, serta memastikan bahwa tenaga medis mendapatkan pelatihan dan pendidikan yang memadai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline