Lihat ke Halaman Asli

Keluarga di New York Gugat Meta Rp80 Triliun Akibat Anak Kecanduan Instagram

Diperbarui: 13 Agustus 2024   13:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar : CNBC Indonesia (https://www.cnbcindonesia.com/) - Ilustrasi anak menggunakan smartphone.

Sebuah keluarga di New York telah mengajukan gugatan terhadap Meta, perusahaan induk Instagram, dengan tuntutan sebesar Rp 80 triliun. Gugatan ini diajukan karena mereka menuduh Instagram sengaja menciptakan fitur yang membuat anak-anak kecanduan. Dalam kasus ini, seorang gadis berusia 13 tahun, yang diidentifikasi sebagai AA, mulai menggunakan Instagram sejak usia 10 tahun dan sekarang menghabiskan sekitar lima jam setiap hari di aplikasi tersebut.

Gugatan tersebut menuduh Meta menggunakan desain yang membuat pengguna terus-menerus melakukan scrolling, yang dapat membahayakan kesehatan mental anak-anak. Keluarga ini meminta kompensasi untuk jutaan anak yang menggunakan Instagram di AS dan meminta pengadilan untuk melarang Instagram menyediakan fitur-fitur intinya untuk anak di bawah 18 tahun.

Kasus ini menyoroti masalah yang semakin meningkat terkait penggunaan media sosial oleh anak-anak dan remaja. Banyak ahli kesehatan mental telah memperingatkan tentang dampak negatif dari penggunaan media sosial yang berlebihan, termasuk kecemasan, depresi, dan masalah citra tubuh. Fitur-fitur seperti “like” dan “comment” dapat menciptakan tekanan sosial yang besar bagi anak-anak, yang sering kali merasa perlu untuk mendapatkan persetujuan dari teman-teman mereka.

Meta, di sisi lain, telah menyatakan bahwa mereka berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi semua pengguna, termasuk anak-anak. Perusahaan ini telah memperkenalkan berbagai fitur untuk membantu orang tua mengawasi penggunaan media sosial anak-anak mereka, seperti kontrol orang tua dan alat pelaporan. Namun, banyak yang berpendapat bahwa langkah-langkah ini tidak cukup untuk mengatasi masalah yang mendasar.

Gugatan ini juga menyoroti peran perusahaan teknologi dalam melindungi pengguna muda mereka. Banyak yang berpendapat bahwa perusahaan seperti Meta memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa produk mereka tidak membahayakan kesehatan mental pengguna. Ini termasuk merancang fitur yang tidak mendorong penggunaan berlebihan dan memberikan alat yang efektif bagi orang tua untuk mengawasi aktivitas anak-anak mereka.

Selain itu, kasus ini juga menyoroti perlunya regulasi yang lebih ketat terhadap perusahaan teknologi. Beberapa negara telah mulai mengambil langkah-langkah untuk mengatur penggunaan media sosial oleh anak-anak, termasuk membatasi waktu layar dan memperkenalkan undang-undang yang mengharuskan perusahaan teknologi untuk melindungi data pribadi anak-anak. Namun, masih banyak yang perlu dilakukan untuk memastikan bahwa anak-anak terlindungi dari dampak negatif media sosial.

Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi peningkatan jumlah kasus di mana orang tua menggugat perusahaan teknologi karena dampak negatif media sosial terhadap anak-anak mereka. Kasus-kasus ini sering kali menyoroti kurangnya pengawasan dan regulasi terhadap perusahaan teknologi, serta perlunya langkah-langkah yang lebih efektif untuk melindungi pengguna muda.

Gugatan keluarga di New York ini adalah contoh terbaru dari tren ini. Dengan tuntutan sebesar Rp 80 triliun, kasus ini berpotensi menjadi salah satu gugatan terbesar terhadap perusahaan teknologi terkait dampak media sosial terhadap anak-anak. Jika berhasil, kasus ini dapat membuka jalan bagi lebih banyak orang tua untuk menggugat perusahaan teknologi dan mendorong regulasi yang lebih ketat terhadap penggunaan media sosial oleh anak-anak.

Namun, hasil dari kasus ini masih belum pasti. Meta kemungkinan akan berargumen bahwa mereka telah mengambil langkah-langkah yang memadai untuk melindungi pengguna muda mereka dan bahwa tanggung jawab utama untuk mengawasi penggunaan media sosial anak-anak terletak pada orang tua. Ini akan menjadi pertempuran hukum yang panjang dan kompleks, dengan implikasi yang luas bagi industri teknologi dan pengguna media sosial di seluruh dunia.

Dalam jangka panjang, kasus ini dapat mendorong perubahan signifikan dalam cara perusahaan teknologi merancang dan mengelola produk mereka. Ini termasuk merancang fitur yang lebih aman dan lebih sehat bagi pengguna muda, serta memberikan alat yang lebih efektif bagi orang tua untuk mengawasi aktivitas anak-anak mereka. Selain itu, kasus ini juga dapat mendorong regulasi yang lebih ketat terhadap perusahaan teknologi, yang pada akhirnya dapat membantu melindungi kesehatan mental anak-anak dan remaja di seluruh dunia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline