Lihat ke Halaman Asli

Hacker Curi Data Lewat Kabel HDMI dengan AI

Diperbarui: 11 Agustus 2024   11:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: CNN Indonesia - Studi terbaru mengungkap hacker dapat memanfaatkan AI dan kabel HDMI untuk mencuri data di komputer korbannya.

Penelitian terbaru dari Universitas Republik Uruguay mengungkapkan bahwa hacker kini memiliki cara baru untuk mencuri data dari komputer menggunakan kabel HDMI dan kecerdasan buatan (AI). Kabel HDMI, yang biasanya digunakan untuk mentransfer tampilan layar dari laptop ke proyektor atau monitor, ternyata menghasilkan radiasi elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh peretas. Penemuan ini mengejutkan banyak pihak karena menunjukkan bahwa perangkat yang tampaknya aman bisa menjadi celah bagi serangan siber.

Tim peneliti yang dipimpin oleh Federico Larroca menemukan bahwa radiasi elektromagnetik yang dihasilkan oleh kabel HDMI dapat ditangkap dengan antena yang ditempatkan di luar gedung atau menggunakan alat penangkap sinyal lainnya. Setelah radiasi ini ditangkap, AI digunakan untuk mendekode sinyal tersebut dan merekonstruksi data yang bocor, seperti tangkapan layar (screen capture) dengan akurasi sekitar 70%. Metode ini menunjukkan betapa canggihnya teknologi yang digunakan oleh peretas untuk mencuri data.

Namun, metode ini tergolong mahal dan rumit, sehingga pengguna rumahan atau kantor kecil tidak perlu terlalu khawatir. Serangan semacam ini lebih mungkin ditargetkan pada agensi pemerintahan atau industri yang memiliki data sensitif. Meskipun demikian, penemuan ini menyoroti pentingnya keamanan siber dan perlunya langkah-langkah tambahan untuk melindungi data dari ancaman yang semakin kompleks.

Penelitian ini juga menekankan bahwa meskipun teknologi terus berkembang, begitu pula dengan metode yang digunakan oleh peretas. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk selalu waspada dan terus memperbarui sistem keamanan mereka. Penggunaan kabel yang lebih aman dan teknologi enkripsi yang lebih canggih dapat menjadi solusi untuk mengurangi risiko serangan semacam ini.

Selain itu, penemuan ini juga membuka peluang bagi pengembangan teknologi keamanan baru yang dapat mendeteksi dan mencegah serangan berbasis radiasi elektromagnetik. Dengan meningkatnya kesadaran akan ancaman ini, diharapkan akan ada lebih banyak penelitian dan inovasi di bidang keamanan siber yang dapat melindungi data dari berbagai jenis serangan.

Penelitian dari Universitas Republik Uruguay ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana peretas dapat memanfaatkan teknologi untuk mencuri data. Meskipun metode ini masih tergolong baru dan rumit, penting bagi semua pihak untuk selalu waspada dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi data mereka. Dengan terus berkembangnya teknologi, ancaman siber juga akan terus berkembang, sehingga perlindungan data harus menjadi prioritas utama bagi semua orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline