Lihat ke Halaman Asli

Misi Starliner Boeing Terjebak di Luar Angkasa

Diperbarui: 8 Agustus 2024   07:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar : Jackie Wattles (edition.cnn.com/) - Tangkapan Layar pada Video Boeing Starliner astronauts may remain in space until 2025. 

Astronot Butch Wilmore dan Suni Williams, yang memimpin penerbangan uji coba berawak pertama pesawat ruang angkasa Starliner milik Boeing, kini telah berada di luar angkasa selama lebih dari 60 hari. Durasi ini jauh lebih lama dari yang direncanakan semula. Mereka seharusnya kembali lebih awal, namun karena masalah yang terus berlanjut dengan pesawat ruang angkasa tersebut, tanggal kepulangan mereka masih belum pasti.

NASA belum memulai "tinjauan kesiapan penerbangan" untuk kepulangan mereka, dan ada pembicaraan tentang kemungkinan membawa mereka kembali dengan pesawat ruang angkasa lain. Situasi ini masih berkembang, dan NASA sedang bekerja untuk menyelesaikan rencana kepulangan mereka.

Misi ini menjadi sorotan karena menunjukkan tantangan yang dihadapi dalam pengembangan teknologi ruang angkasa baru. Meskipun ada hambatan, upaya ini penting untuk masa depan eksplorasi ruang angkasa yang lebih aman dan efisien.

Dengan ketidakpastian yang ada, para astronot dan tim di bumi terus bekerja sama untuk memastikan keselamatan dan keberhasilan misi ini. Semua mata tertuju pada perkembangan selanjutnya dari misi Starliner ini.

Starliner adalah pesawat ruang angkasa yang dikembangkan oleh Boeing sebagai bagian dari program Commercial Crew Program NASA. Program ini bertujuan untuk mengembangkan pesawat ruang angkasa yang dapat mengangkut astronot ke dan dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Starliner dirancang untuk membawa hingga tujuh astronot dan memiliki kemampuan untuk berlabuh secara otomatis dengan ISS.

Misi uji coba berawak pertama ini merupakan langkah penting dalam proses sertifikasi Starliner untuk penerbangan operasional. Namun, misi ini telah menghadapi berbagai tantangan teknis yang menyebabkan penundaan dan perpanjangan durasi misi.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh misi ini adalah masalah teknis dengan sistem kontrol dan navigasi pesawat ruang angkasa. Masalah ini menyebabkan penundaan dalam proses pendaratan dan kepulangan astronot. Selain itu, ada juga masalah dengan sistem komunikasi yang mempengaruhi kemampuan pesawat ruang angkasa untuk berkomunikasi dengan pusat kendali di bumi.

NASA dan Boeing telah bekerja sama untuk mengatasi masalah ini, namun proses perbaikan dan pengujian memerlukan waktu yang lebih lama dari yang diharapkan. Hal ini menyebabkan astronot Wilmore dan Williams harus tetap berada di luar angkasa lebih lama dari yang direncanakan.

Durasi misi yang lebih lama dari yang direncanakan tentu memiliki dampak terhadap astronot yang terlibat. Mereka harus menghadapi tantangan fisik dan psikologis yang lebih besar, termasuk efek dari paparan radiasi ruang angkasa dan keterbatasan sumber daya di pesawat ruang angkasa.

Namun, astronot Wilmore dan Williams adalah profesional yang terlatih dan berpengalaman. Mereka telah menjalani pelatihan intensif untuk menghadapi situasi darurat dan tantangan yang mungkin terjadi selama misi. Mereka juga didukung oleh tim medis dan psikologis di bumi yang terus memantau kondisi mereka dan memberikan dukungan yang diperlukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline