Ketika Aditya mewarisi rumah tua di pinggiran kota, dia tidak mengharapkan banyak hal. Rumah itu, yang sudah lama ditinggalkan, berdiri megah namun usang, dengan jendela-jendela berdebu dan pintu berderit. Di ruang tamu yang gelap, Aditya menemukan cermin besar yang berdiri di sudut, tertutup selimut tebal.
Cermin itu memiliki bingkai kayu berukir dengan detail yang rumit dan tampak antik. Meski tidak ada yang terlalu istimewa tentangnya, Aditya merasa penasaran. Dia membuang selimut dan membersihkan debu yang menempel di permukaan cermin, lalu memutuskan untuk membiarkannya di sana.
Malam pertama di rumah itu terasa aneh. Aditya tidak bisa tidur nyenyak dan selalu terjaga, mendengarkan suara-suara asing yang datang dari sekelilingnya. Jam dinding berdetak dengan keras, seolah menjadi pengingat waktu yang lambat. Tanpa disadari, ia berkali-kali menatap ke arah cermin, merasa seolah ada sesuatu yang bergerak di balik permukaannya yang buram.
Pada pukul dua dini hari, Aditya terjaga oleh suara berbisik lembut yang datang dari ruang tamu. Dia bangkit dari tempat tidurnya, perlahan-lahan menuju ruang tamu, dan melihat cermin itu. Dengan penuh rasa ingin tahu, dia mendekati cermin. Dalam gelap, ia melihat bayangan samar di permukaan cermin.
Aditya menggoyang-goyangkan cermin dengan lembut. Tiba-tiba, suara bisikan itu menjadi lebih jelas dan lebih terdengar seperti percakapan. "Kamu akhirnya datang," suara itu berbicara dengan nada penuh penantian.
Aditya mundur, terkejut dan bingung. "Siapa yang berbicara?" tanyanya dengan gemetar. Suara itu tidak memberi jawaban langsung, tetapi cermin itu mulai bergetar dengan lembut, dan sebuah gambar samar mulai terbentuk di permukaannya.
Gambar itu menunjukkan seorang pria tua dengan janggut putih dan mata yang tajam, berpakaian dalam pakaian zaman dulu. Dia tampak seperti seseorang dari era yang telah lama berlalu. "Saya adalah Arjuna," kata pria itu dengan suara serak. "Aku terperangkap di dalam cermin ini selama bertahun-tahun."
Aditya merasa seolah berada dalam mimpi buruk. "Bagaimana bisa? Apa yang terjadi?" tanyanya dengan penuh kebingungan.
Arjuna menjelaskan bahwa ia adalah seorang penyihir dari zaman dahulu, yang mengutuk dirinya sendiri untuk terjebak dalam cermin sebagai hukuman karena kesalahannya. "Aku melakukan kesalahan besar, dan aku harus menebusnya dengan terjebak di sini," ujarnya. "Hanya seseorang yang benar-benar memiliki hati yang murni yang bisa membebaskanku."
Aditya merasa ada sesuatu yang aneh namun menarik tentang cerita itu. "Bagaimana aku bisa membebaskanmu?" tanyanya.