Pada April 2023, Jennifer DeStefano, seorang ibu dari Arizona, mengalami mimpi buruk yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. DeStefano menjadi korban penipuan kloning suara berbasis kecerdasan buatan (AI) yang membuatnya percaya bahwa putrinya telah diculik. Insiden ini menggambarkan bahaya teknologi AI yang semakin canggih dan dampak psikologis yang mendalam pada para korban.
1. Kronologi Kejadian
Insiden ini bermula ketika DeStefano menerima panggilan telepon yang mengerikan. Di ujung telepon, ia mendengar suara putrinya yang menangis dan meminta tolong. Suara itu sangat meyakinkan sehingga DeStefano yakin bahwa putrinya sedang berada dalam bahaya. Dalam keadaan panik, DeStefano mendengarkan ancaman dan tuntutan yang diberikan oleh pelaku penipuan.
2. Teknologi di Balik Penipuan
Pelaku penipuan menggunakan teknologi kloning suara AI untuk menciptakan suara yang identik dengan suara putri DeStefano. Teknologi ini mampu meniru intonasi, ritme, dan nuansa suara seseorang hanya dengan beberapa detik rekaman asli. Dengan kemajuan teknologi AI, pembuatan kloning suara menjadi lebih mudah dan lebih murah, sehingga membuka peluang bagi penjahat siber untuk melakukan penipuan yang lebih canggih dan sulit dideteksi.
3. Dampak Psikologis
Bagi DeStefano, pengalaman ini sangat traumatis. Selain ketakutan akan keselamatan putrinya, ia juga merasa terguncang oleh kenyataan bahwa teknologi bisa digunakan untuk memanipulasi suara orang yang dicintainya. Setelah insiden ini, DeStefano menghadapi kecemasan dan kekhawatiran yang berkelanjutan mengenai kemungkinan penipuan serupa di masa depan.
4. Respons dan Tindakan
Setelah menyadari bahwa ia menjadi korban penipuan, DeStefano segera melaporkan insiden ini kepada pihak berwenang. Kasus ini menyoroti perlunya peningkatan kesadaran masyarakat tentang risiko teknologi AI yang disalahgunakan dan pentingnya pengawasan serta regulasi yang ketat terhadap penggunaan teknologi semacam ini.
Pihak berwenang dan pakar keamanan siber juga menekankan pentingnya verifikasi ganda dalam situasi darurat. Menghubungi kembali nomor telepon yang diketahui atau meminta informasi yang hanya diketahui oleh orang yang bersangkutan dapat membantu menghindari penipuan semacam ini.