Lihat ke Halaman Asli

Memahami Black Box AI dan Mengapa Mesin Tidak Selalu Dapat Dijelaskan

Diperbarui: 29 Juli 2024   04:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar : Justin S. (https://www.linkedin.com/pulse/ai-black-box-problem-unseen-challenge-emergency-public-justin-snair-)

Kecerdasan Buatan (AI) telah berkembang pesat dan kini memainkan peran penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Dari sistem rekomendasi di platform streaming hingga diagnosis medis, AI memberikan manfaat yang signifikan. Namun, seiring dengan kemajuan ini, muncul kekhawatiran tentang transparansi dan kemampuan menjelaskan keputusan yang dibuat oleh AI, yang sering kali disebut sebagai "Black Box AI". Istilah ini merujuk pada sistem AI yang cara kerjanya sulit dipahami oleh manusia, bahkan oleh pembuatnya sendiri.

Fenomena Black Box AI ini terjadi terutama pada model pembelajaran mendalam (deep learning), yang menggunakan jaringan saraf tiruan (neural networks) yang kompleks. Model ini memproses data melalui banyak lapisan tersembunyi yang menghasilkan keluaran berdasarkan pola yang tidak selalu dapat diartikan dengan mudah. Meskipun model ini sangat akurat dan efisien, kurangnya pemahaman tentang bagaimana keputusan dibuat menimbulkan tantangan dalam hal kepercayaan dan akuntabilitas.

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi mengapa Black Box AI sulit dijelaskan, dampaknya pada berbagai sektor, dan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan transparansi dan interpretabilitas AI. Pemahaman yang lebih baik tentang masalah ini penting untuk memastikan bahwa penggunaan AI dapat dipercaya dan bertanggung jawab.

1.    Kompleksitas Model Pembelajaran Mendalam

Model pembelajaran mendalam merupakan salah satu contoh utama dari Black Box AI. Model ini terdiri dari jaringan saraf tiruan dengan banyak lapisan yang saling berinteraksi untuk memproses data dan membuat keputusan. Proses ini melibatkan jutaan hingga miliaran parameter yang disesuaikan selama pelatihan, yang menghasilkan output yang sering kali sulit dipahami.

Setiap lapisan dalam jaringan saraf memiliki fungsi spesifik, mulai dari ekstraksi fitur dasar hingga pemahaman konsep yang lebih abstrak. Namun, karena jumlah lapisan yang sangat banyak dan interaksi yang kompleks antar lapisan, menjadi sulit untuk melacak bagaimana input tertentu diubah menjadi output akhir. Ini menyebabkan model tersebut tampak seperti kotak hitam yang menghasilkan keputusan tanpa penjelasan yang jelas.

Selain itu, model pembelajaran mendalam sering kali memerlukan data dalam jumlah besar untuk dilatih, yang semakin memperumit pemahaman manusia terhadap prosesnya. Data yang besar dan beragam ini memungkinkan model untuk belajar pola yang sangat kompleks, tetapi juga membuat interpretasi hasil menjadi lebih sulit. Akibatnya, meskipun model ini sangat efektif, mereka juga sulit dijelaskan dan dipertanggungjawabkan.

2.    Dampak Black Box AI pada Berbagai Sektor

Ketidakmampuan untuk menjelaskan keputusan AI memiliki dampak yang signifikan pada berbagai sektor. Dalam bidang kesehatan, misalnya, AI digunakan untuk membantu diagnosis dan meresepkan perawatan. Namun, jika dokter tidak dapat memahami atau menjelaskan bagaimana AI mencapai kesimpulan tertentu, sulit untuk mempercayai dan mengandalkan sistem tersebut, terutama ketika keputusan yang dibuat bisa berdampak pada hidup seseorang.

Di sektor keuangan, AI digunakan untuk menganalisis risiko kredit dan membuat keputusan pinjaman. Kurangnya transparansi dalam proses pengambilan keputusan ini bisa menyebabkan masalah kepercayaan antara institusi keuangan dan klien mereka. Selain itu, ketidakmampuan menjelaskan keputusan AI juga bisa menimbulkan masalah hukum jika terjadi kesalahan yang merugikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline