Lihat ke Halaman Asli

Unconditional Love, To Love Completely

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Di sebuah siang, saat sedang duduk di bangku ruang tunggu rumah sakit, perhatianku tertuju pada seorang ibu muda dan anak perempuannya, di dekat loket pendaftaran peserta Kartu Jakarta Sehat. Aku ingat ibu muda itu, beberapa kali pernah bertemu ketika kami sama-sama sedang kontrol di rumah sakit itu. Dulu, sekali waktu aku pernah berbincang dengan ibu muda tersebut. Anak perempuannya berusia 5 tahun, namun secara fisik terlihat seperti berusia 3 tahun. Anak bernama Najwa itu sering mengalami kejang hebat sejak berusia beberapa bulan. Akibatnya, pertumbuhan fisik dan mentalnya terhambat. Tak banyak yang bisa dijanjikan oleh dokter terhadap perbaikan kondisi Najwa. Namun ibunya, yang tergolong warga kurang mampu itu masih terus bersemangat membawa Najwa rutin menemui dokter, seberapapun besar atau tipisnya harapan yang ada. Ibu muda itu sama sekali tak terlihat risih apalagi malu ketika ia menggendong putri istimewanya. Bahkan ketika Najwa mulai berteriak dan menangis keras, memecah keramaian rumah sakit dan padatnya antrian di loket-loket pendaftaran.

Dengan tenang, sang ibu muda membelai putrinya dengan kasih sayang. Lalu mulai mengajak Najwa berbicara untuk menenangkannya. Butuh waktu cukup lama untuk mendiamkan Najwa. Setelah Najwa tenang, ibunya dengan sedikit tergesa menyiapkan susu lalu memasukkan perlahan susu tersebut melalui selang NGT yang terpasang pada hidung mungil Najwa. Najwa tak bisa menelan makanan ataupun minuman. Setiap harinya, makanan atau minuman cair harus dimasukkan melalui selang NGT tersebut. Di hadapanku, perlahan Najwa terlelap sembari disenandungkan nyanyian oleh ibunya.

Indah sekali. Cinta tak bersyarat yang diberikan oleh seorang ibu kepada putrinya, bagaimanapun keadaannya. Siang itu, untuk kesekian kalinya kusaksikan betapa indah makna sebuah cinta. Terlebih lagi bila cinta itu diberikan tanpa mengharapkan imbalan apa-apa, hanya mencintai. Itu saja.

Kisah Najwa dan ibunya hanya bagian kecil dari betapa banyak kisah yang tersebar tentang cinta tak bersyarat, unconditional love. Dan cinta ini tak terbatas hanya antara seorang ibu dengan putra atau putrinya, coz a mother will always love their children. Bila kita mampu memaknai lebih dalam, cinta itu adalah sebuah keindahan sejati. Tak hanya antara orang tua dengan anaknya, dengan pasangan, sahabat, kakak atau adik, ataupun dengan hewan peliharaan.

Unconditional love, cinta yang tak pernah menuntut imbalan apa-apa. To love somebody with no condition, just love her or him or it, to love completely. Dan itu merupakan salah satu kunci menuju kebahagiaan.

Love because you're grateful for the things someone has done for you. Love because someone needs you, needs a friend to lean on during their struggles. Love even when it is difficult, even when your mind tells you that you shouldn't - KC Dang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline