Lihat ke Halaman Asli

Mulai Agustus 2018 BI Sudah Tidak Intervensi Lagi?

Diperbarui: 9 September 2018   08:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Investing.com/usdidr

Dari grafik mingguan  USD/IDR di atas dapat diketahui bagaimana devisa merupakan senjata utama BI untuk menstabilkan Rupiah, terlihat posisi devisa terkuat di bulan Jan 2018 dengan jumlah 131 M USD dan nilai tukar berada di level 13,300, dan terakhir devisa diposisi 117,8M USD dan nilai tukar di 14,947. Hanya dalam 7 bulan BI telah menghabiskan amunisi 13 M USD!(atau setara surplus dagang 12 bulan)

Menariknya pada laporan devisa September 2018 posisi dari 118 M di laporan Agustus merupakan intervensi terendah dari rerata sebelumnya yang rerata menghabiskan 1 hingga 2 M USD bisa dilihat dari tabel di bawah ini dan hanya menghabiskan 0,5 M USD, dan apa yang terjadi,kurs Rupiah melemah dengan cepat dari 14,400 ke posisi tertinggi di 15,008 sebelum akhirnya finish di 14,974 alias melemah hampir 600 poin hanya dalam 1 bulan kurang!(lihat grafik di atas)Apakah bulan Agustus menandai berakhirnya intervensi pasar oleh BI? mampukah BI menghadapi 2 kenaikan bunga  oleh the Fed tahun ini?dan operasi pasar ala the Fed yang akan menyedot 50 M USD/bulan di akhir bulan Oktober..place your bets.

Investing.com/Indonesiafxreserve

Bonus grafik: Mari kita lihat neraca dagang enam bulan ke depan seiring pelemahan kredit konsumsi di China yang merupakan partner dagang utama Indonesia. Tidak lupa ucapan " Have a great luck with that" kepada pemerintah dan BI terutama, untuk menjaga "amunisi"devisa agar cukup untuk menghadapi "perang" besar 6 bulan kedepan.

https://www.zerohedge.com/news/2018-09-08/there-goes-credit-impulse-why-chinese-consumption-verge-collapse

Have a great weekend, and thanks for reading!.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline