Novel "Lukisan Hujan" merupakan novel bertemakan realistis -- romantis yang ditulis oleh Sitta Karina, dan termasuk dalam seri Keluarga Hanafiah, dimana berbagai tokoh dengan nama belakang Hanafiah dan tokoh -- tokoh yang berhubungan dengan mereka terlibat dalam novel -- novel lainnya dan diterbitkan oleh Terrant Books.
Sedangkan novel "Melisa 3: Mengejar Cita" merupakan novel yang juga bertemakan realistis -- romantic dan ditulis oleh S.Mara Gd, serta diterbitkan oleh PT Gramedia.
Kedua novel diatas akan dibandingkan dan dianalisis berdasarkan struktur dan karakteristik kisah percintaan mereka dan seberapa banyak perbedaan antara kisah percintaan pada tahun 80-an dengan tahun 2000-an.
Sebelum membandingkan dua novel diatas, pertama kita harus mengetahui apa itu sastra remaja. Sastra remaja disini adalah sastra yang dibaca remaja dengan bimbingan dan pengarahan seperlunya dari remaja atau orang dewasa.
Karya sastra remaja di Indonesia didominasi oleh karya bergenre realistis seperti Teenlit yang kisahnya seputar dunia remaja, walaupun ada sebagian kecil yang berorientasi ke genre fantasi. Itulah yang sebenarnya dapat dijadikan sebagai peluang untuk mengembangkan dunia sastra remaja kita. Meskipun begitu, banyak justifikasi mengenai karya remaja tersebut.
Pertama, remaja merupakan individu yang potensial, tetapi tak banyak diperhitungkan oleh berbagai pihak penerbitan karena mereka cenderung terpaku pada penulis- penulis yang telah tersohor.
Kedua, tema yang diangkat dalam Teenlit merupakan tema sederhana yang pasti akan lebih baik apabila penulisnya adalah dari kalangan remaja sendiri.
Ketiga, penerbit merupakan tonggak dari popularitas karya sastra. Selain itu, perbedaan periode memberikan bahan -- bahan analisis yang berbeda karena berkembangnya masyarakat secara sosial dan budaya selama 20 tahun
Sekarang novel "Melisa 3: Mengejar Cita" dan "Lukisan Hujan" akan dianalisis berdasarkan perbedaan periode selama 20 tahun dan kisah percintaan mereka, dan perbedaan -- perbedaan utama dalam 20 tahun perkembangan tersebut.
Pertama kali, perkembangan percintaan remaja pada tahun 80-an dan 2000-an memiliki perbedaan cukup besar dan terutama pada konflik percintaan. Jika pada tahun 2000-an konflik percintaan biasanya berpusat diantara dua tokoh utama (laki -- laki dan perempuan) dan satu/dua rival dalam percintaan (bisa sahabat salah satu tokoh utama, mantan kekasih, atau mempunyai hubungan persahabatan dengan keluarga salah satu tokoh), maka pada tahun 80-an lingkup percintaan lebih antara sahabat satu sama lain, sehingga disaat yang sama menjadikan lingkup konflik dalam percintaan lebih kecil dan tidak akan melebar.
Walaupun begitu, tidak bisa dipungkiri bahwa perbedaan ini tidak terlalu besar dikarenakan unsur -- unsur percintaan pada dua periode diatas memiliki perbedaan yang lebih besar, yakni pada bumbu -- bumbu percintaan.