Penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa, meningkatkan motivasi belajar siswa dan menciptkan proses pembelajaran yang lebih bermakna. Pembelajaran yang bermakna didefinisikan sebagai pemahaman yang mendalam mengenai suatu materi, proses pengaturan mental yang dikaitkan secara masuk akal dengan struktur kognitif dan menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah ada. Pembelajaran bermakna menggambarkan kemampuan seseorang untuk menerapkan pengetahuan yang sudah diketahui pada situasi dan kondisi yang nyata, baru dan berbeda (Mayer dan Moreno, 2003).
Pembelajaran bermakna memerlukan peran serta siswa dalam proses kognitif selama pembelajaran berlangsung, tetapi kapasitas siswa dalam menggunakan proses kognitifnya memiliki keterbatasan. Untuk mengatasi hal tersebut, guru harus menciptakan rekognisi melalui penggunaan multimedia, penggunaan multimedia pembelajaran memiliki sensitifitas terhadap beban proses kognitif siswa selama pembelajaran (Clark ; Sweller ; vanMerrinboer dalam Mayer dan Moreno, 2003). Kondisi tersebut menunjukkan adanya interaksi antara multimedia dan proses kognitif selama proses pembelajaran berlangsung, interaksi tersebut dikenal dengan model teori kognitif multimedia pembelajaran yang dikembangkan oleh Mayer, model tersebut ditampilkan pada gambar berikut :
Gambar 1 menjelaskan interaksi antara multimedia dengan proses kognitif yang menunjukkan kerja pikiran dalam pemrosesan informasi selama pembelajaran berlangsung melalui multimedia. Model teori kognitif tersebut didasarkan pada tiga asumsi yang melandasi interaksi antara multimedia dan proses kognitif selama pembelajaran. Tiga asumsi tersebut ditunjukkan pada tabel di bawah ini :
Pada Tabel 1 terlihat ada tiga asumsi yang menjadi teori kognitif multimedia pembelajaran, asumsi ini merupakan dasar pengembangan dan penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran. Pada penjelasan (Mayer, 2008, hlm. 761) asumsi ini menjadi acuan untuk mengembangkan dan menghasilkan multimedia pembelajaran yang baik berdasarkan pemahaman bagaimana pikiran memproses informasi. Penjelasan tiga asumsi tersebut adalah sebagai berikut :
- Manusia memiliki sistem pemrosesan informasi yang terdiri dari dua saluran yang memiliki tugas yang berbeda yaitu saluran verbal dan saluran visual. Saluran audio/verbal merupakan saluran yang digunakan untuk memproses informasi dalam bentuk audio dan representasi verbal seperti kata-kata atau teks yang terdapat pada multimedia. Sementara itu, saluran visual/piktorial merupakan saluran yang digunakan untuk memproses informasi dalam bentuk gambar dan representasi visual lainnya seperti gambar, grafik, charta dan ilustrasi. Asumsi dua saluran pemrosesan informasi ini didasarkan pada teori dual-codingdari Paivio dan teori kerja memori dari Baddeley (Mayer dan Moreno, 2003).
- Dua saluran sistem pemrosesan informasi pada manusia memiliki keterbatasan, proses kerja kognitif hanya menghasilkan informasi dalam jumlah terbatas pada satu waktu tertentu yang diperoleh dari saluran verbal dan saluran visual. Kondisi keterbatasan pada dua saluran tersebut menunjukkan perlunya kombinasi aspek verbal dan visual yang saling melengkapi pada multimedia pembelajaran yang bertujuan untuk memfasilitasi proses kognitif yang terjadi pada siswa.
- Pembelajaran bermakna memerlukan sejumlah besar proses kognitif yang berlangsung secara visual dan verbal. Asumsi ini didasarkan pada teori pembelajaran aktif (Mayer dan Moreno, 2003) yang menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran aktif terjadi beberapa tahapan yaitu pemilihan informasi, pengolahan informasi dan pengintegrasian informasi. Pada proses tersebut juga terdapat aktifitas pemusatan fokus perhatian pada materi yang diajarkan, pengaturan secara mental mengenai materi yang sedang diajarkan ke dalam struktur kognitif dan proses mengkaitkan antara materi yang dipelajari dengan pengetahuan yang sudah ada.
Tiga asumsi ini dijabarkan pada Gambar 1 yang menjelaskan penerapan asumsi-asumsi yang dikemukakan ke dalam bentuk konteks teori kognitif multimedia pembelajaran. Pada Gambar 1 terdapat kotak-kotak yang berada pada dua baris dan lima kolom, pada dua baris terdapat kotak yang menampilkan dua saluran untuk memproses inforamasi yaitu saluran audio/verbal dan saluran pictorial/visual. Lima kolom pada gambar 1 menampilkan model representasi pengetahuan yang terdiri dari representasi secara fisik (misalnya teks dan gambar yang ditampilkan kepada siswa), represntasi sensor motori (misalnya mata dan telinga sebagai alat indera siswa), representasi tempat terjadinya kerja memori (misalnya suara dan gambar yang menyertai siswa), representasi kerja memori secara mendalam (misalnya model pengembangan secara verbal dan pictorial dari siswa) dan representasi memori jangka panjang (misalnya pengetahuan awal siswa yang relevan dengan materi yang akan dipelajari).
Pada Gambar 1 terdapat panah yang menggambarkan proses kogitif yang terjadi selama pemrosesan informasi melalui multimedia pembelajaran. Tanda panah dari informasi berupa kata yang menuju telinga menunjukkan bahwa informasi berupa kata-kata yang terdapat dalam multimedia pembelajaran dapat sampai pada telinga melalui suara yang dinarasikan. Selain itu, informasi berupa kata-kata juga dapat sampai pada mata melalui on screen-text yang terdapat pada multimedia pembelajaran. Selain dalam bentuk kata, informasi juga dapat berupa gambar yang dapat sampai pada mata. Bentuk informasi berupa gambar ini diantaranya dalam bentuk ilustrasi, grafik, charta dan peta.
Tanda panah dengan label pemilihan kata menunjukkan pemusatan perhatian siswa pada beberapa informasi berbentuk audio yang datang pada telinga. Semenara itu tanda panah dengan label pemilihan gambar menunjukkan pemusatan perhatian siswa pada beberapa informasi berbentuk visual yang datang pada mata. Tanda panah dengan label pengorganisasian kata menunjukkan aktifitas siswa dalam membangun representasi verbal yang saling berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam beentuk kata. Sementara tanda panah dengan label pengorganisasian gambar menunjukkan aktifitas siswa dalam membangun representasi visual yang saling berkaitan yang terdapat dalam informasi berupa gambar. Proses pengorganisasian ini akan menghasilkan model verbal dan model visual yang pada akhirnya akan dihubungakan dengan pengetahuan awal yang sudah dimiliki oleh siswa.
Mayer dan Moreno (2003) mengemukakan bahwa proses pemilihan dan pengorganisasian pada Gambar 1 merupakan bagian dari proses pengarahan pengetahuan awal siswa. Secara umum Gambar 1 tersebut menunjukkan bahwa dalam multimedia pembelajaran terdapat proses aktif yang memerlukan lima proses kognitif yaitu pemilihan kata, pemilihan gambar, pengorganisasian kata, pengorganisasian gambar, dan proses menghubungkannya dengan pengetahuan yang sudah ada. Proses kognitif tersebut sejalan dengan asumsi proses aktif yang memerlukan tempat proses dalam kapasitas kognitif untuk sistem permosesan informasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H