Lihat ke Halaman Asli

ALTI NURMUHARIATY KUSMAYADI

Mahasiswa Magister Ilmu Lingkungan

Bukan Cuma Ikan yang Berenang di Laut, Mikroplastik Juga

Diperbarui: 24 April 2020   21:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Woods Hole Oceanographic Institution 

 "Kita menuai apa yang kita tanam" peribahasa tersebut sangat pas untuk menggambarkan hubungan antara manusia dan lingkungan. Seperti yang kita tahu, banyak bencana alam yang terjadi akibat dari perbuatan manusia; banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, dan sebagainya.

Tidak berbeda halnya dengan pencemaran mikroplastik pada ekosistem laut. Pernahkah terbayangkan oleh kita bahwa bisa jadi selama ini kita memasukkan sampah ke dalam tubuh kita sendiri? Dan bisa jadi sampah tersebut adalah sampah yang kita buang sendiri?

Begitulah kira-kira dampak yang dihasilkan dari pencemaran mikroplastik pada ekosistem laut, bahwa bukan hanya ekosistem laut yang terdampak tetapi juga kita sebagai manusia.

Bagaimana asal muasal plastik?

Plastik berasal dari Bahasa Yunani 'plastikos' yang berarti 'dapat dibentuk atau dicetak' (Hammer et al., 2012). Plastik adalah polymer, penjelasan sederhana dari polymer adalah sesuatu yang terbuat dari banyak kesatuan. Polymer adalah serangkaian rantai molekul dimana tiap rantainya mengandung karbon, hidrogen, oksigen dan/atau silikon (Halden, 2010).

Polymer dapat berupa bahan alami maupun sintetis; selulosa, serat protein (sutera, wol) dan pati termasuk ke dalam bahan polymer alami (Kershaw, 2016).

Para peneliti berpendapat bahwa Perang Dunia II telah merubah dunia dan merupakan awal mula perkembangan industri plastik karena pada saat itu tembaga, alumunium dan besi menjadi sangat berharga untuk memenuhi kebutuhan militer. Kemudian plastik dengan cepat digunakan sebagai bahan pabrikan, dan akibatnya produsen bahan, pembuatan mesin dan cetakan menjadi berkembang pesat.

Setelah Perang Dunia II berakhir, usaha-usaha sipil tetap membutuhkan plastik agar industry dan bisnis tetap berjalan. Dengan cepat, pasar kewalahan dengan permintaan plastik yang dinilai masyarakat sebagai bahan yang "murah dan sekali pakai" (Thompson et al., 2009)

Plastik sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia sejak abad ke-19. Kita bisa menemukan plastik hampir disetiap aktifitas kita. Coba cek isi tas kita dan lihat apa ada barang di dalamnya yang tidak terbuat dari plastik? Saya yakin setidaknya satu dua barang yang ada di dalam tas kita terbuat dari plastik. Penggunaan kantong plastik sekarang ini juga sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia.

Siapa yang tidak menggunakan kantong plastik untuk membawa barang belanjaannya? Atau untuk menampung sampah?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline