Sebagai bahasa yang tidak berasal dari mayoritas penduduk, Indonesia bisa dikatakan berkembang dengan baik. Proses penerimaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan proses penerimaan bahasa ibu sebagai keajaiban. Melalui proses ini, masyarakat dari negara non-pribumi berhasil membujuk mereka untuk menerima bahasa Indonesia (bukan bahasa ibunya) sebagai bahasa yang bersatu dan menjadi identitas mereka. Bagian.
Indonesia sendiri bukan satu-satunya negara yang dibangun di atas keberagaman, terutama keragaman bahasa. Namun, tidak banyak negara di dunia yang berhasil mempromosikan bahasa nasional menjadi bahasa dan bahasa nasional dengan mendapatkan penerimaan yang baik oleh orang-orang yang tidak berbicara bahasa ini.
Misalnya di India, formulir resmi sensus 2001 harus dicetak dalam 17 bahasa, sedangkan di Indonesia jumlahnya jauh melebihi angka tersebut, formulir resmi yang sama hanya dicetak dalam bahasa Indonesia dan belum ditolak oleh masyarakat. Padahal, bahasa adalah rangkaian suara yang digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Namun bahasa tidak dapat dipisahkan dari masyarakat itu sendiri. Adanya rasa memiliki dan jarang menerima bahasa yang dianggap kata serapan tidak selalu baik.
Untuk membedakan seseorang dari mana, tentunya tidak cukup dengan mengenali melalui pengenalan fisik. Orang Jawa Barat secara fisik tidak berbeda dengan orang Jakarta, dan berpindah dari satu daerah ke daerah lain sudah menjadi bagian dari kehidupan sosial modern. Karenanya, klasifikasi identitas seseorang juga dapat dilihat dari bahasa yang digunakan.
Hubungan antara bahasa dan identitas sangat erat, dan diberikan contoh yang menggambarkan bagaimana bahasa dapat digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasi identitas seseorang. Contoh penggambaran hubungan antara bahasa dan identitas adalah bahwa nama yang diberikan kepada seseorang dapat digunakan sebagai alat identifikasi yang sama seperti yang dijelaskan di atas
