Lihat ke Halaman Asli

Hanya Bertahan

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tergelimpang lusuh diatas usang yang kumuh
Berselimut beku yang membuat lawan luruh meringkuh
Mencoba memejam mata meski dalam riuh gemuruh
Tak dirasa luka yang sebenarnya bisa membunuh
Tak boleh gentar dan harus tetap tangguh
Meski berlindung atap yang kapanpun bisa runtuh
Mencoba bertahan meski tak tahu sampai kapan
Menapaki jalan tanpa adanya sebilah harapan sebagai perlindungan
Dan disamping rel kereta berdiri bangunan-bangunan
Disanalah dijadikan pondasi terciptanya harapan yang memaksakan
Dari mata-mata sayu itu membisu ribuan kata keinginan
Kata-kata yang tidak dapat berbicara, karena mulut ditutup rapat oleh tambalan-tambalan
Bukan mereka tidak ingin melawan
Hanya saja tidak punya alat sebagai wadah perjuangan
Melawan gurita-gurita raksasa yang melahab habis kehidupan
Dan kini yang bisa dilakukannya hanyalah mencoba tetap bertahan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline