Lihat ke Halaman Asli

Althaf Tibyan

Customer Service Consultant

Semangat Melayani Tidak Boleh Kendur

Diperbarui: 24 Desember 2020   11:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Sahabat Kompasiana, bicara soal semangat, kondisinya bisa naik turun, kadang down, kadang netral, kadang bisa pula 'on fire!', semua ini tergantung dari bagaimana kita menjaga dan mendorongnya untuk terus menerus berada dalam kondisi yang prima. 

Dari sudut pandang service atau layanan, semangat untuk melayani customer sudah seharusnya dipertahankan pada kondisi teratas/maksimum terutama saat kita sedang bertugas apalagi sedang menghadapi/melayani customer. Hal ini harus terus menerus menjadi perhatian baik dari seluruh karyawan sebagai penyaji layanan, maupun dari pihak manajemen, baik puncak, maupun menengah yang memberikan pengawasan langsung kepada para frontliner.

Saya punya pengalaman yang dapat memberikan gambaran dan pelajaran mengenai pentingnya semangat dalam melayani. Waktu itu saya pergi ke salah satu cabang toko perlengkapan rumah yang bisa dibilang sangat terkenal di Indonesia, sebut saja toko "A". Toko yang memiliki gerai lebih dari 150 buah di seluruh Indonesia ini menyediakan berbagai jenis keperluan rumah tangga. 

Dengan slogan yang memiliki makna 'tempat yang sangat membantu atau bermanfaat', buat saya pribadi slogan ini memang sangat tepat karena memang barang-barang yang dijual sangat bermanfaat/membantu untuk berbagai macam keperluan rumah tangga. 

Sudah sepantasnya kata 'membantu atau bermanfaat' di sini juga direalisasikan oleh para petugas di dalam toko untuk membantu customer yang datang sehingga terasa benar manfaat dari keberadaan para petugas tersebut bagi customer. 

Saya bukan baru pertama kali berbelanja di toko ini, mungkin sudah tidak terhitung berapa kali jumlah kunjungan dan transaksi yang saya lakukan di cabang yang berbeda-beda, dan sudah berapa banyak barang-barang di rumah yang masih terus terpakai dan berguna yang saya beli di toko ini. Biasanya petugas toko juga selalu ramah dan antusias saat menyambut customer yang datang, dengan melakukan gerakan khusus pada saat menyapa, sambil tersenyum dan menganggukkan kepala.

Lesu dan tidak bersemangat 

Sayangnya nuansa layanan ini sama sekali tidak saya temui di toko A saat itu. Saat saya masuk, tidak ada greeting sama sekali, meskipun saya lihat ada sekitar 6 orang di balik station kasir. Masing-masing terlihat sibuk dengan pekerjaannya, meskipun sudah ada 1 atau 2 orang customer di toko. 

Singkat cerita, karena saya sedang mencari sapu dan alat pel dan dalam kondisi agak terburu-buru, saya menghampiri 1 petugas yang sedang mengatur display barang di salah satu lorong dan bertanya "maaf mbak, kalau tempat sapu dan alat pel di sebelah mana ya?" si-mbak tanpa memberikan salam khas ala toko ini saat bertemu dengan customer, langsung menjawab dengan hanya menunjukkan arah "di situ!" kemudian langsung kembali sibuk ke pekerjaannya. 

Jujur hal ini baru pertama kali terjadi, karena biasanya petugas di toko A selalu mengantarkan saya (atau customer yang lain mungkin) ke lorong barang yang dicari. Selain untuk menunjukkan jiwa dan semangat melayani yang tinggi, mendampingi customer juga untuk mengantisipasi pertanyaan lanjutan yang bisa saja muncul saat customer sudah menemukan barang yang dicari. Kebetulan barang yang saya cari langsung ketemu, dan tanpa berlama-lama atau melihat barang-barang yang lain, saya langsung menuju ke station kasir. 

Dalam proses pembayaran kebetulan sapu yang saya beli ada masalah dengan bar code-nya sehingga salah satu petugas harus kembali ke lorong tempat display sapu dan mengecek. Dari bahasa tubuh yang ditampilkan, terlihat petugas ini lesu dan tidak bergairah sama sekali, boro-boro senyum atau antusias. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline