Revolusi pada dunia industri semakin pesat. Pada saat ini sudah memasuki era Industri 4.0 yang mana pada mulai menggunakan teknologi semakin canggih, yaitu Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI). Dengan adanya teknologi yang semakin canggih membuat para calon pelamar kerja mengalami kekhawatiran. Selain itu, muncul juga berbagai macam pertanyaan dikalangan masyarakat tentang kemajuan tersebut. Lalu, apakah nantinya teknologi ini akan menggantikan peran manusia khususnya didunia perindustrian? mari kita bahas.
Teknologi Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI) membantu meningkatkan produktivitas industri dengan berbagai cara. AI mampu memproses data secara real-time, menyelesaikan tugas lebih cepat, dan melakukan analisis dengan akurasi tinggi, seperti dalam diagnosis penyakit atau optimalisasi rantai pasokan. Di sektor manufaktur, robot berbasis AI dapat merakit komponen secara konsisten tanpa lelah, dan IoT memungkinkan pelacakan pengiriman barang secara real-time, memastikan efisiensi operasional. Selain itu, Internet of Things dan AI menggunakan sensor pintar untuk mengelola sumber daya dengan lebih efisien. Teknologi ini dapat meningkatkan daya saing industri dan membantu pengambilan keputusan berbasis data.
Teknologi Internet of Things dan AI memiliki kelemahan dan masalah meskipun sangat canggih. Ketika terjadi kerusakan sistem atau serangan siber, yang dapat mengganggu operasional, ketergantungan pada teknologi dapat menjadi masalah. Selain itu, keterbatasan infrastruktur teknologi di wilayah terpencil menghambat pemanfaatan yang merata. AI dan otomatisasi berpotensi meningkatkan risiko kesenjangan sosial dan mengurangi lapangan kerja bagi tenaga kerja dengan keterampilan rendah. Isu tambahan terkait privasi data dan bias algoritma, yang dapat menyebabkan keputusan yang tidak adil. Oleh karena itu, kebijakan etis, peningkatan keterampilan tenaga kerja, dan peningkatan infrastruktur dan keamanan teknologi harus disertakan dengan pengembangan AI dan IoT.
Teknologi seperti Internet of Things (IoT) dan kecerdasan buatan memang tidak dapat dihindari dan akan terus berkembang seiring kemajuan teknologi. Meskipun otomatisasi akan menghapus beberapa pekerjaan, itu juga akan membuka banyak pekerjaan baru yang membutuhkan keterampilan lebih tinggi. Misalnya, robot dapat menggantikan operator mesin produksi konvensional. Namun, akan ada permintaan untuk teknisi perawatan robot, analis data, dan pengembang perangkat lunak yang mengelola sistem AI dan IoT. Selain itu, peran seperti cybersecurity analyst yang menjaga keamanan sistem digital atau data scientist yang mengolah data untuk membuat keputusan strategis juga akan meningkat. Dengan teknologi ini, karyawan diharuskan untuk terus meningkatkan keterampilan mereka agar mereka dapat bersaing dan beradaptasi dengan kebutuhan industri kontemporer. Untuk menciptakan tempat kerja yang lebih produktif, efisien, dan inovatif, manusia dan teknologi harus bekerja sama.
Adopsi teknologi seperti Internet of Things (IoT) dan AI adalah langkah penting untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing industri nasional di era Industri 4.0. Meskipun kemajuan ini menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan kehilangan pekerjaan tertentu, peluang baru yang muncul di berbagai sektor menawarkan peluang yang sangat besar untuk inovasi dan pertumbuhan ekonomi. Untuk memaksimalkan manfaat teknologi ini, banyak orang harus siap. Ini termasuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja, memberikan infrastruktur yang memadai, dan membuat kebijakan yang mendukung penggunaan teknologi secara moral dan inklusif. Indonesia memiliki peluang besar untuk berkembang menjadi negara industri yang maju dan berdaya saing di kancah global melalui kolaborasi antara manusia dan teknologi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H