Dikotomi ‘Untung dan Buntung’ sudah usang. Dulu memang Kacoaks Kecoa beserta Corowani serta Cerenisia anak semata wayang suka menebar aroma peperangan. Siapa saja dilawan. Akan tetapi akhirnya mereka sadar. Itu keliru. Korban selalu berjatuhan. Sangat merugikan! “Apa yang mendorong perubahan besar ini?” Kitenova Kucing bertanya didampingi orangtuanya Ketkuciang dan Ketupio.
“Kisahnya panjang. Tetapi jika disederhanakan satu kata: kreativitas.” Kauwinda Sapi menjelaskan, lalu melanjutkan. “Kacoaks, Corowani dan Cerenisia ingin mengalami apa yang ada dan baik ini bisa lestari. Bisa dinikmati anak cucu. Dikenang dalam sejarah, memang ada individu yang harmonis jiwa raga.” Dengan jujur Juniors diwakili Kitenova berkata, “Minta tolong diperjelas lebih sederhana, dunk. Kami Juniors masih butuh proses belajar step by step.”
Kemudian pasangan Owlinkun Owlala Burung Hantu berkata. “Makna ‘Untung’: laba menggembirakan dan menyenangkan yang konsisten diperjuangkan. Selalu berusaha konstruktif dalam pikiran dan perbuatan baik. Sedangkan ‘Buntung’: hal negatif semisal irihati, cemburu, negatif, serta destruktif diubah secara mendasar dengan sadar ke posisi yang memberi ‘Untung’. Misalnya: dulu jika melihat ada yang maju dan berkembang, irihati. Ini salah! Sekarang jika terjadi kemajuan, ikut mendukung. Minimal menjauhkan dari anasir buruk seperti rumors dan kabar kabur yang sering ngegosip di mana-mana. Sebagai gantinya justru matiraga dalam puasa bicara. Tetapi tetap senyum dan memberi dukungan. Jika belum siap, mau bersikap netral. Memberi suasana kondusif dengan pengaruh enerji positif yang secara sadar dihembuskan ke mana saja.” Itulah penjelasan rinci Owlinkun Owlala.
Komunitas menyimak. Apa yang dijelaskan sangat ditil dan gamblang. Benarlah. Tanpa perlu penjelasan lebih lanjut makna ‘Untung dan Buntung’ dimengerti. Komunitas Ini konsisten membangun individu dan tim agar sadar terus jadi individu baik. Dorongan berbuat jahat selalu ada. Jika datang, dielaborasi secara positif: ‘Untung’ semakin ditingkatkan. ‘Buntung’ menghilangkan yang buruk dan peyoratif mengganti dengan pikiran dan tindakan positif dan optimis! Apa yang diusahakan itu menggambarkan fakta konkret individu sehat rohani jasmani. Komunitas ini ternyata bisa selalu kreatif!
Saatnya mendengarkan suara hati…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H