Lihat ke Halaman Asli

Menjadi Pendamping Setia

Diperbarui: 10 Juli 2015   23:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pinpin Panda biasa bicara serius dengan belahan jiwanya Beruangkok. Mereka berdiskusi tentang Beruante anak semata wayang. Kemajuan zaman membawa pengaruh besar pada tumbuh kembang anak. Mereka mendengar beberapa saudara yang gagal mendidik anak dengan akibat fatal. Sadar menjadi orangtua, mereka ingin agar anak bisa menjadi individu yang sehat rohani jasmani. Dilandasi keyakinan apa yang baik itu perlu dipersiapkan dengan sabar dan benar, mereka terus belajar. Optimisme bahwa setiap anak memiliki masa depan cerah menghasilkan mentalitas ‘Menjadi Pendamping Setia’.
Hari ini mereka diundang untuk sharing di Komunitas Ini. Yang ingin dipelajar adalah bagaimana lika liku menjalani peran orangtua di zaman digital ini. Komunitas antusias bertanya. Ada satu pertanyaan seperti ini. “Apa jaminan keberhasilan mendidik anak dengan ‘Menjadi Pendamping Setia’?” Sarpento Jr Ular penasaran bertanya. Nampak banyak Juniors yang ingin tahu juga.
“Ya, kami sebagai orangtua dulu tidak bersekolah.” Kalimat pertama Beruangkok ini mengundang tawa hadirin. “Kami berdua mengawali hidup bersama dalam perkawinan dengan satu komitmen. Jika diberi kepercayaan titipan Tuhan atau momongan, akan kami rawat dan besarkan dengan baik. Dalam perjalanan, ternyata banyak tantangan dan situasi downs and ups yang bikin kami kembali lagi pada komitmen awal ketika menikah.” Duo Pinpin Beruangkok membuat hadirin menyimak.
“Apa tantangan besar yang sampai sekarang masih ingat dan bagaimana menghadapinya?” Semangat muda Singosh Jr Macan ingin tahu. Kemudian ada yang menambahkan. “Tolong ceritakan cara-cara keluar dari masalah. Biar kami Juniors lebih optimis dan bisa antisipasi.” Pertanyaan Daramita Jr Merpati diikuti tawa para hadirin.
“Tantangan besarnya adalah komunikasi. Kami sering egois dan lupa pada pasangan. Merasa paling benar dan keras kepala. Ini kami atasi dengan diam dan introspeksi. Memang sulit. Akan tetapi komitmen awal sangat penting. ‘Menjadi Pendamping Setia’ itu bercabang dua. Pertama antara saya dan Pinpin.” Beruangkok menjelaskan. Lalu. “Ke dua saat kami dikaruniai Beruante, dari proses kehamilan Beruangkok selalu memberikan kata-kata positif.” Tepuk tangan dan suara meriah mengiringi Pinpin Beruangkok berbagi kisah. “Setiap ada masalah, kami bersikap tenang dan menjadi pendengar yang baik. Solusi akan muncul ketika kita aktif dan menyimak partner. Ini sangat kami rasakan dalam proses mendidik Beruante.” Duo Pinpin Beruangkok menjelaskan.
“Terima kasih Seniors dan semua yang hadir. Hari ini kami menemukan dasar yang perlu kami dalami lagi bagaimana ‘Menjadi Pendamping Setia’. Semula kami pikir bisa instant. Ternyata tidak ada bim salabim dalam hidup bersama yang apa adanya ini. Sekali lagi terima kasih. Kami mau rajin belajar dan akan bertanya jika di kemudian hari menemukan persoalan.” Suara Sarpento Jr nyaring di sampingnya ada Singohs Jr dan yang Juniors yang lain.
Komunitas ini konsisten belajar dan sadar membangun masa depan cerah melalui keluarga. Kebiasaan sharing macam ini selalu diadakan demi kualitas individu, keluarga dan masyarakat. Optimisme maju dan berkembang selalu terpancar dari sini.
Saatnya mendengarkan suara hati…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline