Lihat ke Halaman Asli

Hanya Cinta dan Kasih yang Total

Diperbarui: 25 Maret 2016   21:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bicara dan melakukan dalam kenyataan sehari-hari sungguh punya nilai lebih. Kesetiaan pada hal biasa yang ditekuni dipilih Tikusoma Tikus dengan sungguh. Ada banyak peristiwa masa lalu kelabu yang berhasil dikelola dengan baik sehingga jadi berkah buat dia dan keluarga serta siapa saja! Seperti apa misalnya? Tikusoma dan Retini belahan jiwa banyak belajar dari Komunitas Sebelah yang memiliki banyak khasanah. Satu di antara yang paling menarik adalah Cinta. Kenapa ini menarik? Sampai sekarang kaum Retini masih saja berjuang bagaimana bisa tidak mengganggu dan merugikan. Hubungannya dengan Cinta?

Ya, instink kaum Tikusoma adalah ‘mengerat’ agar gigi tidak memanjang. Ini terus saja merugikan siapa saja. Karena sadar hidup hanya sekali dan tak bisa diulang; Retini dan Tikusoma ingin memberikan sumbangsih yang bagus untuk sesama. Konkretnya? Makna Cinta yang dipelajari dari Bahasa Inggris belajar dari kaum manusia membuat pasangan ini giat berbenah. Kata Cinta dalam bahasa Inggris adalah ‘Love’. Ada satu makna yang masih terbatas dipergunakan untuk memberi nilai bulutangkis atau tenis adalah ‘kosong’. Jadi arti sesungguhnya dari Cinta adalah kosong! Dengan kata lain adalah tulus ikhlas tanpa pamrih! Komunitas Kita terdiam mendengarkan paparan pasangan Tikusoma dan Retini.

Apakah itu sama dengan ‘kasih’ yang artinya ‘memberi’? Suara junior lantang bertanya memecah keheningan. Ya, benar! Tepat sekali! Karena itu yang bisa Total hanya Cinta dan Kasih saja. Jika dua kata satu makna itu didalami dan dihayati, kehidupan jadi lebih damai. Kenapa? Setiap individu mau menerima siapa saja. Tanpa ada lagi pembeda ras, suku, apalagi kepercayaan yang hakiki berhubungan dengan Yang Ilahi! Kembali Komunitas Kita tepekur mencerna dan menghayati kebenaran hakiki yang sesungguhnya sudah diketahui. Akan tetapi masih banyak individu egois yang belum mau kasih dan mengosongkan diri demi esensi. Rupanya dia atau mereka masih terbelenggu egoisme dan ego sektoral yang bikin kacau balau segala tatanan.

Saatnya mendengarkan suara hati…




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline