Dimana kau berlabuh, kami ada disana
Meneropongi jejak kaki mu yang semakin renta
Jejak mu tak mewangi saat ini dan nanti
Itu semua ulah curangmu wahai jejak
Kau berlabuh, kami ada disana
Kami lupa jejak mu melepaskan penghianatan
Diatas tanah hijau yang suci ini, hingga hijau
Memudar, berubah menjadi kehancuran.
Kau berlabuh, kami ada disana
Memperhatikanmu dalam jejak mu
Meskipun kau berjinjit injak bumi
Tanah hijau tau main matamu
Kau berlari membawa sebongkah permata,
Meninggalkan liur dustamu tergeletak ditanah hijau ini
Menjijikan. Jejak mu tak akan pernah mewangi
Karena pemata kami dan tanah hijau ini kau curi
Jejakmu,memanggil riak - riak gelombang di lautan
menyulitkan gunung - gunung untuk bernafas
Membuat tanah hijau ini semakin gusar mencium jejakmu.
Meminta maaflah, karena Jejakmu tercatat di kalender kami.
Tanah hijau, kami selalu bersamamu.
Venca Alshifa, akhir 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H