Menunggu Keajaiban Natal dan tahun Baru di Gaza#
"nglurug tanpo bolo menang tanpo ngasorake"
>>>Soeharto presiden RI ke 2
Dunia internasional masih bergulat "pernag di plomasi" atara yang setuju diakhirinya perang Palestina dengan Israel di tanah Pales tina (Gaza) yang sudah hampir tiga bulan
berlangsung.Kelompok Amerika yang mednukung agresi Israel ke gaza menggunakan hak vetonya yang didukung oleh Inggris, Kanada dan juga Poladia sementar kelompok realistk menuntut penghentian perang di Gaza yang salah satunya di dukung oleh pemerintah Indonesia mendesak penghentian agresi Israel tanpa syarat.
Semua orang berguman, berkomenatr dan juga beragumen pada setelah kejadian 7 oktober 2023 yakni "serangan umum" Hamas kelompok pejuang Palestina kepada otorita Israel sebagai penjajah atas negeri palestina yang kono menwaskan hampir 120 jiwa tentara dan penduduk sipil Israel.Setelah deklarasi perang PM Benjamen Netanyahu maka terjadilah agresi beasr-besaran terhadap jalur Gaza yang menewasan hampir 20.000 jiwa masyarakat sipil Gaza yang 75 % adalah anak-anak dan wanita ( sumber CNN Indonesia)
Meunggu keajaiban Natal dan tahun baru buat Gaza adalah sebuah harapan yang penulis tulis dalam artikel ini, tentu harapan nyata berhentinya perang di tanah Palestina dan di tarik mundurnya tentara Israel dari tanah Gaza bisakah ter wujud nyata?
Pertanyaan yang saya sendiri sebenarnya tidak bisa menajawab dengan kepala tegak namun predeksi kekalahan Israel dan (barat) yang disponsori oleh Amerika namapaknya telah nyata di perang modern di tanah Palestina ini ( Gaza) sudeh terlihat dari mulai hilangnya dukungan barat dan sekutunya terhadap agresi Israel di Gaza dan mulai jengahnya Amerika karena Israel sudah dianggap "melampaui batas kemanusiaan" dalam mebela diri atas serangan Hamas 7 Oktber 2023 silam yang menunjukkan betapa lemahnya iliter dan negeri Israel yang selalu dianak emaskan Amerika.
Bukan harapan kosong karena perang di Gaza ini bisa jadi merembet ke negera sekitar "atas nama solidaritas dan senasib sepenanggungan" dan semakin mengentalkan aksi anti barat oelah negara-negara jazirah arab dan timur tengah pada umumnya.
Pertemuan Putin dan penguasa Jazirah arab sebenarnya membuat gentar ngeri barat yang mendukung Israel menghancurkan Palestina dengan " operasi pengahapusan hamas" namun kali ini barat ternyata kalah gesit dalam menangkal isu lewat media massa dan juga medsos juga kalah sat set dengan agenda Putin yang menemui penguasa arab.
Bisa jadi musim dingin di Eropa dan Amerika akan semakin dingin dan korbannya bisa jadi lebih banyak daripada koraban di palestina kalau "boikot minyak dan gas " jadi di gunakan Rusia dan Arab untuk menyudahi agresi Israel atas bumi Gaza.