Para pendukung mas Sugih calon unggulan lurah di desa Kuru seakan tidak percaya dengan kejadian yang dialami mas Sugih kemarin masih sowan para kyai dan juga para guru besar di sana-sini untuk mendapat dukungan batin dari para guru, namun sekarang tergeletak lemas di salah satu rumah sakit.
Para pendukung mas Sugih seakan tidak percaya calon unggulan yang kaya ini sudah njago lagi padahal masa jabatannya lurahnya baru berakhir tahun 2024 kelak dan inilah yang mereka katakan
"lurah karena garis keturunan", dulu bapaknya lurah terkemuka dua periode dan berhasik sukses mengangkat desa kuru yang kere menjadi desa kaya yang mendekati nyata.
Kakaknya mas Sugih yakni mas Brewu sudah menjadi lurah di daerah Solo dan konon semakin nyata untuk di calonkan jadi pak camat besok di kemudian hari.
" kami melihat cahaya itu jatuh tepat diatas genting rumahnya" kata mas Gossip di warung angkringan
"saya juga melihat seperti burung gagak terbang di atas rumahnya" sambung mas Pecicilan menambah gayeng obrolan di angkringan yu Sumirah malam itu.
"aku tidak percaya, paling mas Sugih kecapekan" jawab mas imbas-imbis kepada mereka yang berdebat.
"ini yang namanya perang tanding" kata mbah wongso di dekatku
"perang tanding mbah?" tanyaku penuh selidik
"tahu kan siapa lawan yang di hadapi mas sugih?'
Kami hamapir serempak menjawab