Pengurus terpilih yang baru saja di lantik sowan ke presiden untuk laporkan kepengurusan baru PSSI dan memberikan konferensi Pers di depan awak media ada kata-kata ketua PSSI tentang akan di lakukan pendidikan di sekolah-sekolah untuk mendidik bagaimana menjadi suporter yang baik ( disarikan dari tv nasional)
Sungguh penggemar bola di republik ini harus bersabar untuk menjadikan bola sebagai tontonan, hiburan dan juga bisa menjadi penambah pundi-pundi uang untuk keluarga ( dari tukang parkir, tukang karcis dan pedagang asongan makan minum dan juga counter jersy, dan waralaba ayam goreng yang ada di stadion tempat tim kesayangan sedang berlaga.)
Suporter sebagai tulang punggung sebuah klub dan juga sumber pemasukan klub dan juga pendukung klub sangat di perlukan,
Lihatlah ketika stadion komplang kosong tanpa penonton hanya suara peluit wasit dan juga suara pelatih yang terdengar tidak seru namun bisa jadi suporter menjadi bumerang bagi klub ketika fanatisme yang kelewat batas menjadikan klub harus kena sanksi pertandingan tanpa penonton.
Pengalaman di Jogja pernah ada lho tiga klub sekaligus maju dalam liga dan tanpa menyebut sejumlah klub yang pernah jaya jadi serem ketika laga derby antara kesebelasan Bantul vs Sleman dan juga ketika sebuah klub Kota Jogja melawa klub Sleman, bukan seru pertandingannya saja namun bisa kita ambil hikmah gesekan antar suporter pernah terjadi lho di Jogja dan dendam itu serasa belum tuntas bila tidak menyerang suporter lawan ( terakhir sudah didamaikan dan terjadi kesepakatan bersama ).
Belajar dari Jogja inilah fanatisme suporter itu bukan saja bukti cinta dari pendukung tetapi bisa jadi menjadi tambang uang bagi klub bila bisa mengelolanya dengan baik dan ini bisa.
Jadi kita harus belajar dari tetangga kita di dekat-dekat saja untuk meredam fanatisme para suporter ini.
Bagimanapun suporter dan klub adalah dua keping mata uang yang harus ada dalam liga di republik ini namun bagaImana memberdayakan, mendewasakan dan juga bagaimana menjadi suporter yangbaik dan tidak merugikan masyarakat dan juga tentu saja klub yang di dukungnya.
Sekiranya belum terlambat untuk memberikan perhatian penuh untuk para suporter dan juga tidak terlambat untuk memberikan pelajaran di sekolah-sekolah belum terlambat untuk road show ke sekolah-sekolah namun bang Eric jangan lupa beri pelajaran juga bagi pengurus-pengurus yang belum profesional di bawahmu juga.
Bisa jadi tidak ada hubungannya antara jenggot Messi, Eric thohir dan Suporter, namun kita bisa belajar dari lionel Messi yang jenggotnya mulai mewabah dan menjadi trend di dunia sepak bola setelah menangnya Argenti di piala dunia Qtar 2022 kemarin.
Tidak ada hubungannya namun belajarlah dari jenggot Messi ini dan belajarlah jadi suporter yang baik dan tidak over fanatisme terhadap klub sendiri dan main lempar batu serta keroyok penonton lawan klubnya.