Lihat ke Halaman Asli

Sayyid Jumianto

Menjadi orang biasa yang menulis

Kondangan

Diperbarui: 12 Februari 2023   08:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.prialsayyidja

Kondangan

Minggu yang sedikit mendung di Jogja, ada langit biru  yang mulai cerah di selimuti sedikit mendung diantaranya mentari mulai menampakkan hidungnya lepas dari selimut awan mendung sejak kemarin. Semua mengharap terbaik pagi ini, semua penuh harap untuk bisa pergi  heiling, vacancy, dolan, refreshing, kata beberapa orang. "Sudah tiga uleman nikahan mas" keluh istriku. Minggu ini adalah undangan pengantin untuk yang keempat kalinya. Keponakan, tetangga, saudara serta temanku juga teman istriku banyak yang ngunduh mantu. Kondangan minggu ini sepertinya beda dengan kondangan mantu yang kemarin-kemarin. Masih saudara sepupu istriku dan ini sungguh buatku tak nyaman. Biasanya istriku sudah tahu siapa pengantinnya, besan dan yang ngunduh mantu sudah diluar kepalanya beda dengan minggu pagi ini.

"Happy dik"
"Tidak"
"Sepupumu to?"
"Ya"
"Kok manyun?"
"Nanti saja aku cerita.."
"Lha ono opo?"
"Kepo ya mas?"
Aku diam seribu bahasa tumben istriku diam dan tidak cerita apa-apa pagi ini.

Kondangan itu

Aku tidak kaget beberapa tamu juga keluarga sepupuku sepertinya tidak asing bagiku, semua orang senang kedua mempelai anggun disingasana pelaminan. Keduanya ceria dan sungguh pasangan suami istri yang serasi dan padu. Ceria dan sungguh suasananya penuh kegembiraan pagi ini.
"Cepet mas"
"Ya"
Aku diam ikuti semua yang ada disitu, bebeapa orang disapa istriku karena luwes dan juga kenal dengannya. Aku hanya ditariknya kearah tempat duduk keluarga sepupunya. Aku baru tahu istriku sengaja untuk temukan aku dengan sahabat SMAnya
"Kenal tidak mas?"
"Hm.mn siapa?"
"Lupa?"
"Ya..oh?"
Aku seperti jadi patung di acara seramai itu.
"Tidak boleh tukar no hp lagi..," seru istriku
Dia akrab banget dengannya aku kikuk tidak bisa berkata apapun.
"Mantanmu to mas?"
Aku diam
"Dia temenku dari SMA sampai kerja lho!"
Wah ..jan..memory lama itu ada tetapi aku sudah lama lupakan dia.

"Dia masih saudara sama sepupuku mas.."
"Ya.."
Aku masih tidak percaya dan istriku sekali lagi cerita.
"Maaf mas ini pernikahan ke empat sepupuku malu kalau aku cerita"
...?wow..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline