Perkembangan tv digital sungguh sebuaj anugrah, tv lokal bisnis dan komunitas seakan tumbuh bagai jamur di musim hujan ini.
Tv lokal selain TVRI Jogja sudah bermunculan tv lokal bisnis pure swasta dan juga jejaringan tv nasional yang acaranya banyak yang induk dari pusat Jakarta.
Tv lokal bisa jadi nasibnya tidak bagus seperti radio lokal yang SDMnya pure lokal dan pemiliknya orang lokal (walau ada radio berjaringan dan dicaplok radio swasta nasional)
Gairah tv lokal bisa jadi adalah angin surga bagi SDM lokal dalam bidang broadcasting namun pertanyaannya adalah mengapa artis lokal di tv lokal tidak secapat tumbuhnya di tv nasional?
Bahkan Mc atau anchor lokal yang cepat pertumbuhannya baru di TVRI Jogja sedang tv lokal swasta ternyata masih banyak SDM yang hanya itu dan itu saja loncat dari tv lokal satu ke tv lokal yangsatu lagi.
Nampaknya tv lokal di Jogja harus bisa open recruitmen dan belajar dari TVRI Jogja yang ternyata bisa lahirkan artis lokal yang baru dari hari ke hari.
Saya bicara tentang SDM yang bukan teknis untuk tv lokal swasta (melimpah ruah) .
Pertanyaam kedua Jogja banyak seniman teater dan pertunjukan mengapa tv lokal tidak bergairah untuk merekrut artis lokal ini?
Jawabanya mungkin "sebuah keraguan "yang ujungnya dana, itu adalah alasan klasik atau program yang belum tertata rapi karena slot channel digital yang tidak gratis?
Analisa saya
Tv lokal di Jogja sudah merekrut para talen dan SDM dalam bidang penyiaran namun belum bisa munculkan seniman atau artis lokal selain TVRI Lokal.