Sungguh era digital ini membawa angin segar di Jogja beberapa tv lokal akhirnya muncul uga di Jogja.
Sebagaian adalah tv lokal yang benar-benar lokal seperti Tvri Jogja, dan Jogja Tv serta Adi Tv juga RBTV.
Saya memandang inilah tv lokal yang sudah ada sebelum era digitalisasi di luncurkan pemerintah.
Liburan bisa melihat banyak ragam tv lokal setelah jenuh dengan tv nasional, namun ternyata ada juga tv lokal yang ternyata afiliasi atau anak dari tv nasional dan ini jelas bawa khasanah baru di tv lokal khususnya di Jogja yang istimewa. Penambahan jejaring tv lokal semakin nyata seperti TATv (sangaji Tv), Kresnatv serta tv 10 tv komunitas sebagai purwarup perubahan dari Solo Tv.
Saya tidak mau ulas anak-anak tv nasional yang berubah "jadi tv lokal' sebuah perbandingan tidak logis terutama kue iklan dan acara yang bagus-bagus dari induknya.
Namun persaingan tv lokal insich dengan brand lokal ternyata terseok juga ketika slot/mux tetap di "beli"oleh tv kepanjang tanganan tv nasional.
Saya berpikir positif saja sebab inilah keadilan slot frekwensi yang dulu sempat jadi polemik daripada waktu Analog masih dijalankan.
Namun bagaimanapun Mux tetap bayar dan itulah mengapa banyak tv lokal yang akhirnya chanelnya dijual kasarnya dibeli oleh konglomerat media.
Bukan di Jogja saja kecendenrungan masyarakat untuk "tv merdeka " masih dipertanyankan .
Sebab banyak tv komunitas yang berguguran karena walau ada discount 70% bayar Mux tetap berat bagi tv lokal bisnis maupun komunitas.
Kesengajaan untuk praktek sehat dalam industri tv lokal tampaknya mulai dimanfaatkan para pemilik modal besar tv untuk buat atau bahkan caplok tv lokal yang kembang kempis pemasukannya iklannya.