Lihat ke Halaman Asli

Sayyid Jumianto

Menjadi orang biasa yang menulis

Prihatin dengan Tewasnya Seorang Suporter Bola di Jogja

Diperbarui: 31 Agustus 2022   12:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.prialsayyidja

Sudah dua Nyawa suporter PSS  melayang sia-sia  setelah menjadi korban pengeroyokan yang di duga oleh suporter sepakbola  PSIM jogja ( oknum) sungguh inilah realaita yang terjadi sekarang sejak bergulirnay kembali liga sepak bola di Jogja persaingan klub sepak bola sudah semakin intens karena sejak berkahirnya era Persiba dulu sekarang era PSS dan PSIM maju di liga 1 dan liga 2.

Namun ternyata tingkat kedewasaan suporter sekarang sudah tercoreng sehingga Gubernur Sri Sultan Hamengkubuwono  pun semakin lancang mewacanakan  perdamiaan anatr suporter yang ada di kota dan sleman ini( harian Jogja)

Sungguh memprihatinkan

Semua orang akan senang bila menonton langsung sepak bola langsung dan pulang membawa kegembiraan dan inilah yang mereka inginkan tetai menjadi sedih dan duka mendalam ketika pulang nonon bola malan menimbulkan kesedihan dan kedukaan yang menalam inilah yang tidak kita sadari  sampai saat ini.

Sejak berkahirnya pandemi virus Corona bola adalah hiburan yang banyak di cari untuk melepas penat dan lepas daya dahaga penikmat bola namun fanatisme bola di Jogja akhirnaya menimbulkan korban harta dan juga jiwa adalah sebuah bentuk ektidak dewasaan untuk menikmati bola ada benarnya.

Pertama  saya agak kaget dengan rusuh babarsari yang "karena lolosnya suporter persis di tengah kota Jogja kala itu" namun ada kabar yang sesakkan dada saya ketika ada korban pengeroyokan suporter PSS di kasus Babarsari ini oleh di duga oknum suporter PSIM dan inilah yang menjadi saya kwatir ketika mau nonton bola di stadion waktu pertandingan bola Liga 1 maupun liga 2 mending  nonton di tv saja dan aman di rumah.

sungguh di sayangkan

Saya menduga pertama kali pengeroyokan suporter bola adalah ulah klitih  dan geng liar yang pernah jumoyo di jogja ini namun ketika korban dan pelaku di tangkap kepolisian lebih kaget lagi saya geng supoter ini adalah anak SMP dan anak-anak SMA yang "terlaitih untuk mengeroyok suporter lawan mereka".

Terlatih ? benar adanya karena persiapan alat dan gaman yang ngegeirisi dari pentungan bola, besi dan senjata tajam nampaknya oknum-oknum  geng suporter ini   sudah bersiap untuk membunuh lawan mereka  sungguh lebih mengerikan dari klitih yang menyasar acak dan sampai sekarang juga belum terkuak apa motif mereka, namun perang geng suporter ini sudah nampak motifnya yakni balas dendam  dan itu nyata adanya!.

Apakah harus menonton bola pulang nyawa melayang?

Jawabnya tidak dan jangan tetapi fanatisme sempitlah yang membuat wacana tawur itu ada karena faktor hanya saling ejek dan juga saling jelekkan di medsos dan tentu saja di jalan menjadi kebrutalan itu ada.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline