Ketika semua harapan didepan matanya tidak jadi nyata, seakan dunia kemnali hitam yang ada di benaknya adalah wajah istri kesayangannya dirumah.
Semua daya sudah di curahkan namun rezeki hari ini hanya cukup untuk membeli bensin pulang.
"Pasrah"gumannya
Sementara di sampingnya perempuan cantik bukan muhrimnya yang serba terbuka dan memandang setiap lelaki siap di terkamnya.
"Sekali lagi mas kamu sudah bon banyak, sementara closing penjualanmu hanya berjalan ditempat"katanya pagi tadi.
Sempat buat manyun dan gondok karena benar aku tidak mau bon lagi karena nanti cuma sederet lembar kuintansi poyongan gaji yang penuh di dompetnya kelak.
Sungguh sekertaris pak bos ini selslu membuat para lelaki tekuk lutut dikerling matanya.
"Sabar rezeki banyak jalannya"katamu ketika aku mengeluh lewat jalur probadi kami.
"Benar malam ini hanya cukup unruk beli bensin dik"
"Lha, bagaimana itu urusanmu mas aku ingin kamu tahu yang aku butuhkam"jawabmu klise.
Serius itulah yang jadi pikiranku malsm minggu ini closing sedikit harus disyikuri dan yang paling berat lihatmu tersenyum apa adanya.