Lihat ke Halaman Asli

Sayyid Jumianto

Menjadi orang biasa yang menulis

Hitam Putih Jogja (4) Nasinya Kucing

Diperbarui: 11 Juli 2022   10:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.pri maaf nasinya habis tinggal kucingnya...

Sungguh sebelum era makanan cepat saji dengan ojek online sebagai perantaranya nasi kucing sudah  merintis apa yang dinamakan "sego kucing".

Sego kucing ini sangat membantu isi perut para buruh dan mahasiswa rantau dimedio saya kuliah dulu tahun 1995an dan puncaknya setelah reformasi 1998 dan awal tahun 2000an belum mewabah seperti sekarang.

Sebagai "gerai wara laba" sekarang angkringan sudah "punya juragan" dan masuk ranah "industrialidasi " pengisi perut seperti brand dari negeri londo sana!

Taruh nasi kucing atau sego kucing masih bisa bertahan dari gempuran waralaba lokal dan luar negeri yang tujuannya sama yakni  buat kenyang perut kita.

Setiap sudut kota jogja pasti ada grobak

Angkringan ini dan mulai menjamur bila ada sekolahan atau perguruan tinggi (swasta)dibangun atau wahana

 baru misal bandara atau terminal.

Angkringan akan selalu hadir malam, sore atau bahkan siang hari ada. Pergeseran dari usaha individu ke usaha "juragan" mirip angkringan bisa jadi sebuah waralaba adalah nyata.

Peningkatan lagi lewat online juga ada dan jangan salah masakannya tidak kalah dengan restoran ternama dan harganya juga bersaing lho!.

Pergeseran yang tidak harus atau mungkin dipungkiri bahwa hebatnya angkringan itu ada di setiap sudutbkota di jogja ini dan pasukan anti lapar ini bisa jadi pemadam kelaparan kita.

#sayyidja




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline