Lihat ke Halaman Asli

Sayyid Jumianto

Menjadi orang biasa yang menulis

Tobong Genteng Godean

Diperbarui: 18 November 2021   13:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.pri aksayyidjaFoto Tobong genting di Desa Tumut Sumbersari

Tobong genteng Godean

Sayyid jumianto

Waktu telah buktikan bahwa sejarah juga telah mencatat seputaran kecamatan Godean bukan saja terkenal akan belut goreng serta peyek belutnya.


Godean dengan bentang keindahan alam pedesaan yang sebagian besar menjadi petani serta buruh tani itu realita yang ada saat ini.

Keunggulan lain di seputaran kecamatan Godean ini adalah pada kerajinan genting tanah liat yang sampai kini tetap berjaya di tengah bersaing dengan genting alumunium dan seng yang lagi digemari saat ini adalah atap Galvalum yang sedikit banyak juga pengaruhi orang membeli genting dari tanah liat ini.

Serius banyak kalangan anak muda yang tidak tertarik dengan kerajinan genting ini karena saya melihat banyak perajin yang sudah tua masih bekerja di sektor ini.

Tobong-tobong yang sebagian sudah tua jadi saksi umut setua pemilik dan setianya para buruh yang sudah tua orang-orangnya  di situ yang bekerja pada sektor kerajinan genting

Apakah harus tobong genteng ini terlindas zaman, atau hanya kelak jadi sejarah di Godean ini. Kelebihan ini bisa kita share di medsos dan juga bisa jadi jujugan pariwisata (kelak bila pandemi ini berakhir)  bila generasi mudanya terketuk untuk semua ini.

Karena tanur-tanur ( tobong pembakaran genting ini) hanya satu-satunya tempat di Jogja di Godean ini. 

Sungguh kelak bisa saja sebagai wisata edukasi kekinian untuk anak muda, tinggal sentuhan daya tariknya apa bisa kita formulasikan kelak adanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline