Lihat ke Halaman Asli

Sayyid Jumianto

Menjadi orang biasa yang menulis

Tafsir kekinian Kidung Rumekso ing wengi (01)

Diperbarui: 3 Juli 2021   23:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tafsir kekinian Kidung Rumekso ing Wengi (01)

Sayyid jumianto

Sebagaian bait dari  Kidung Rumekso ing Wengi yang   diciptakan Sunan Kalijaga,


....Ana kidung rumekso ing wengi Teguh hayu luputa ing lara luputa bilahi kabeh
jim setan datan purun paneluhan tan ana wani niwah panggawe ala gunaning wong luput
...........

Wikipedia.dok

Mulai malam ini saya akan tafsirkan bebas kekinian kidung atau tembang dari kanjeng Sunan Kalijaga untuk renungan di masa PPKM darurat ini.

Tembang kidung Rumekso ing wengi ini tidak seterkenal dengan tembang Ilir-ilir yakni tembang lain yang juga diciptakan oleh kanjeng Sunan Kalijaga seiringan.dengan dakwahnya menyebarkan islam ditanah jawa. 

Dakwah para wali sango yang melalui sosial kebudayaan ini sedikit banyak diterima apalagi sejak surutnya imperium Maja pahit  sekitar abad 16 sangat berpengaruh berhasilnya dakwah lewat budaya(gamelan, wayang dan sajak(kidung) )

Saya coba melihat kidung rumekso ing wengi  ini sekilas mewakili kita atas kegamangan semua lini kehidupan ini karena pandemi corona yang tidak(belum),berakhir bahkan  dibumi Mataram (Jateng dan Jogja) seakan tiada hentinya bertambah bamyak penderita covid 19.

Goreh, Gundah(kebimbangan )yang sangat.

Ini yang kita rasakan saat ini dulu karena semu orang merasakan pandemi korona, Ini adalah gambaran nyata yang disebutkan sang wali  kanjeng Sunan Kalijaga harusnya sadarkan kita akan semu yang terjadi saat ini.

Tafsir kekinian saya tulis karena ternyata kita hadapi kegamangan nyata yang hampir-hampir mirip saat jatuhnya kerajaan Majapahit saat itu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline