Yitno yuwono leno keno
Sayyid jumianto
Ngayogyokarta saiki dadi daerah "merah". Covid 19 begitu gampang menyerbu dan menjangkiti sebagaian warga Jogja. Di sinyalir dari klustur sosial yang ibarat "pijer gampang mijet wohing ranti"karena abai dan tidak patuh saran yang berkepentingan.
Marah, galau dan seakan kami harus bertanya pada siapa tentang melonjoknya warga jogja yang terkena langsung pandemi ini.
Sepertinya tanpa kita sadari benih njeblognya corona di Jogja ini berawal dari klaster hari raya idul fitri dan juga hajatan.
Betapa biasa masyarakat jawa habis idul fitri pada mantu inilah sebagaian yang menyumbang banyaknya pengidap, penderita corona akhir-akhir ini.
Mengapa?
Pertanyaan yang harus bisa kita jawab sendiri di sini tumplek blek para pendekar cerdik pandai, pelajar, mahasiswa dan pakar, tetapi mengapa kita kebobolan juga atas meningkatnya jumlah positif corona akhir-akhir ini.
Jawabannya kita bisa belajar dan berkaca bening bahwa kabeh ya semuanya karena kurangnya kesadaran kita sebagai warga Jogja.
Kurang sadar protokol kesehatan dan jaga 5 M karena pentakit abai, ndableg, ngeyelan ternyata masih hinggapi kita disini.
Jangan heran ketika satgas covid yang langsung di amanahkan ke setiap RT. Mereka yang diperingatkan ngeyel tanggung jawab dewe-dewe ketika kena virus ini.