Kiat anti copet saya
Sayyid jumianto
Awas copet , Tahun 1997 adalah tahun terberat bagi saya karena harus nglaju jogja solo. Pergi pagi pulang sore bahkan malam ketika itu terminal masih dibilangan umbul harjo sehingga dinamakan terminal umbul harjo saya biasa kala itu naik bis jogja solo dan selalu penuh penumpangnya kalau pagi. Hal inilah yang membuat leluasa sang panjang tangan beraksi alias copet panen tiap hari kerja.
Sasarannya dompet yang ada disaku belakang dan tas punggung serta tas wanita mereka bergerombol menyamar jadi penumpang beraksi rapi dan terorganisir lengkap dari pemetik, penghalang, sampai penghilang bukti adalah satu team yang nyaris "sempurna"sandiwaranya untuk petik dompet kita yang terlena.
Kiat saya
Akrabi kru bis langganan kira, dari kondektur, kernet dan sopir, SKSD sedikit tidak apa-apa asal kita sebagai langgana bis mereka nanti kita di ",titeni" dan mereka bisa membantu kita waktu kesulitan tetkena musibah pencopetan ini.
Sedikit survai penumpang sejurusan yang selalu naik bis bersama kita dalam tujuan yang sama. Hilangkan ego dan bersikap biasa saja dan friendly pada mereka yang sejurusan bis dengan kita.
Selalu waspada bila menggunakan tas punggung lebih baik ditaruh dipangkuan kita dan biasakan jangan mengantuk bila perjalanan jauh usahakan bersama kawan atau saudara saling jaga"melek" bila ini khusus naik kereta jarak jauh.
Ini pengalaman urgen saya tahun 1990an dompet ditaruh dijaket dada kita lebih aman daripada di saku belakang dan tas punggung kita.
Paling utama berdoa sebelum berangkat kerja dan selalu waspada di keramaian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H