Lihat ke Halaman Asli

Sayyid Jumianto

Menjadi orang biasa yang menulis

Anak Pantai (8)

Diperbarui: 18 Mei 2021   14:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.pri

Anak Pantai (8)
Waktu membuktikan seakan menjadi nyata banyak orang kehilangan. Lebaran ini sangat dirindukan anak-anak pantai bukan masalah snak makanan suguhan yang enak karena lidah kami yang belum pernah merasakan makanan kota.

Karena makanan kami ikan dan ikan serta sedikit bumbu trasi buatan orang tua kami.

Apa yang kami rasakan seakan sejalan dengan alasan pandemi corona adalah sebuah realita tantangan kami saat ini.

Laut yang sepi indah berubah menjadi riuh bukan di tempat pelelangan ikan atau pasar pagi, riuh karena orang-orang kota tumplek blek penuhi garis pantai ini.

Mereka banyak yang abai tidak taat prokes dan ini buat kami jenggah untung banyak aparat yang ingatkan mereka.

"Ini kesempatan emas atau ini harus di hindarkan " keraguanku karena banyaknya pengunjung.

Pantai jadi saksi

Sebuah perjuangan asa
Mencari jati diri
Juga sesuap nasi

Bibir pantai ombaknya selalu melambai
Banyak yang penuh harap tatap deburan ombaknya
Datang
Pergi
Besar kecil
Berlalu
Menjemput rasa di hati

Tempat selpi yang nglondang di penuhi pengunjung, kapal sewaan di penuhi penumpang hilangkan penatnya kota.
"Sungguh kita lemah dik" kata kakak padaku

Mahluk paling lemah yang gunakan akal selain okol itulah kita manusia. Berani untuk melawan ketidakpastian dan semua bisa di jalankan sesuai keadaan yang ada.

#selamat idul fitri

#mohon maaf lahir batin

# :)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline