"Setiap kenaikan pendapatan akan di ikuti juga pengeluatan konsumtif yang naik juga" disatikan dari Adam smith
Ramadan adalah bulan yang ditunggu dan sudah bukan rahasia umum lagi bila tingkat konsumsi kita akan meningkat. Meningkat secara kualitas dan juga kuantitaa bagaimana kita "memanagenya" memegang dan mengelola keuangan kita untuk hadapi moment istimewa ini.
Sekali lagi pintar-pintar kita mengelola keuangan kita artinya karena bulan ramadan ini tingkat konsumtif kita sedikit naik juga karena bulan ramadan ini dimulai pada minggu ke dua bulan April minggu yang nanggung bila andalkan gaji maka dibutuhkan akal yang berlebih untuk kiati gaji dibulan ini.
Atur menu konsumtif kita
Apakah kita harus mengubah menu kita?
Pengeluaran paling urgen yang mana ?
Dua pertanyaan yang jawabannya sulit bila tidak dimulai dari memgukur diri dan uang dalam dompet juga yang ada direkenimg kita bukan saja tabumgan saja tetapi juga rekening tagihan kita jangan lupa lho!
Sebenarnya ramadan ini bisa kiati dengan tidak merubah porsi konsumtif kita dan tidak "heboh" dalam hal makan minum toh kalau bisa rem sedikit pola konsumtif kita bisa jadi malah peluang untuk menabung atau sisihkan untuk zakat terbuka lebar kelak.
Sebab alasan tertentu kita mengubah menu dibulan ramadan ini membuat kita akhirnya keluarkan ekstra dana kita untuk konsumtif itulah yang harusnya kita bisa rem, tahan diri dan agak sulit karena berhubungan dengan selera kita tanpa kita sadari buat dompet bolong sungguh ironi sebetulnya.
Tetapi saya sendiri juga tidak akan menolak ketika usulan istri saya yang seorang "menkeu" usulan makan dan minum enak adalah "sunah" bukan "wajib" tetapi untuk bulan ramadan ini bisa jadi lebih enak juga lebih baik tetapi tetap harus di rencanakan bukan asal enak dan spontan juga bisa kita pelajari kok.
Atur yang urgen
Istilahnya karena puasa diminggu kedua bulan april ini jangan lupa rekening PLN, PDAM yang punya deadline tanggal 20an setiap bulan dan juga cicilan mendesak lainya jangan sampai ter gulung pola konsumtif ramadan ini.